BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
dunia pendidikan saat ini, bayak siswa yang terganggu konsentrasinya dalam
menghadapi pelajaran di sekolah. Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan yang
mempengaruhi siswa tersebut malas belajar, juga faktor orang tua yang kurang
memperhatikan mereka, apalagi dalam hal belajar.
Faktor
globalisasi juga memberi andil yang luas terhadap cara belajar siswa. Internet
menjadikan merea tentang pelajaran dan tugas mereka sebagai siswa sekolah yang
harus mempelajari ilmu pengetahuan sesuai dengan usia mereka
Namun
selain orang tua, guru juga berperan dalam hal ini. Siswa memerlukan suatu
pendorong dalam meningkatkan hasil belajar yang ampu memberikan hasil yang
positif pada proses belajar siswa. Salah satunya adalah memberikan dorongan
bagi guru, karena guru mampu menjadi motivator yang unggul bagi siswa. Apa lagi
saat ini peran orang tua juga kurang.
Karena
itulah penulis mengangkat tema motivasi belar siswa dalam penulisan makalah
ini. Yang membahas peranan guru dalam meningkatan motivasi belajar siswa, yang
menjelaskan bagaimana cara guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
B.
Tujuan
Sesuai
dengan masalah yang di angkat, maka makalah ini penulis kemukakan tujuan yang
ingin dicapai yaitu untuk memberi informasi mengenai cara meningkatkan motivasi
belajar siswa.
C.
Kegunaan
Penulisan
Adapun
manfaat dari penulisan ini adalah :
1. Sebagai
salah satu syarat untuk memunihi tugas Penulisan Karya Ilmiah
2. Bagi
penulis, menambah ilmu pengetahuan dalam penulisan karya ilmiah terutama menyangkut
masalah yang berhubungan dengan motivasi belajar siswa.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Pengertian
Motivasi
Istilah
motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang
terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau
berbuat. Motif ini tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat
diinterpretasikan dalam tingklah laku tertentu.
Motif dapat dibedakan
atas 3, yaitu :
1. Motif
biogenesis
Motif biogenesis adalah motif yang berasal dari kebutuhan
organisme demi kelanjutan hidupnya.
2. Motif
Sosiogenesis
Motif Sosiogenesis adalah motif yang berembang dari
lingkungan kebudayaan tempat orng tersebut berada.
3. Motif
teologis
Dalam motif ini, manusia adalah sebagai makhluk yang
berketuhanan, sehingga ada interaksi antara manusia dengan Tuhannya.
Motif adalah daya penggerak dalam diri
seseorang untuk melaukan aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu. Motivasi
merupakan dorongan yang terdapat dalam
diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik
dalam memenuhi kebutuhannya.
Menurut Mc Donald, motivasi adalah suatu
perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya
efektif dan reaksi untuk memcapai tujuan.
Motivasi penting dalam menetukan seberapa
banyak siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa banyak
menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk
belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam
mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan
materi itu dengan lebih baik
B.
Motivasi
Belajar
Motivasi
dalam belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah
perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi
sebagai hasil dari praktek atau penguatan yang dilandasi tujuan untu mencapai
tujuan tertentu.
Motivasi
belajar dapat timbul karerna faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan
berhasil dengan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Faktor
ekstrinsik adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan
kegiatan belajar yang menarik.
Hakikat
motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang
belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Pada umumnya dengan beberapa
indikator meliputi :
1. Adanya
hasrat dan keinginan berhasil
2. Adanya
dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
3. Adanya
harapan dan Cita-cita masa depan
4. Adanya
penghargaan dalam belajar.
5. Adanya
kegiatan yang menarik dalam belajar.
6. Adanya
lingungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan peserta didik belajar
dengan baik.
C.
Tujuan
Motivasi Belajar
Tujuan
dari belajar ada tiga jenis :
1. Untuk
mendapatkan pengetahuan
Hal
ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Tujuan ini memiliki kecendrungan lebih
besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar. Jenis ini digunakan dengan diskusi
presentasi.
2. Menanamkan
konsep dan keterampilan
Penanaman
konsep memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan ini ada yang bersifat
jasmani maupun rohani.
3. Pembentukkan
Sikap
Dalam
menumbuhkan siap mental, prilaku dan pribadi, guru harus hati-hati dalam
pendekatan.
D.
Fungsi
Motivasi Dalam Belajar
Motivasi
ini mendorang seseorang untu melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan, begitu
juga belajar. Diperlukan adanya motivasi. Sehubungan dengan hal tersebut, dan
tiga fungsi motivasi yaitu :
1. Mendorong
manusia untuk berbuat, sebagai penggerak dari setiap kegiatan yang dikerjakan.
2. Menentukan
arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi
dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuan.
3. Menyeleksi
perbuatan, menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan guna
mencapai tujuan.
E.
Peranan
Guru
Menurut
beberapa ahli :
1. Pray
katz menggambarkan peranan guru sebagai komunikator sahabat yang dapat
memberikan nasehat-nasehat, motivasi sebagai petunjuk, inspirasi dan dorongan,
pembimbing dan pengembang sikap dan tingkah laku, serta nilai-nilai orang yang
menguasai bahan yang diajarkan.
2. Havigihurus
(employee) dalam hubungan kedinasan, sebagai bawaha terhadap atasannya, sebagai
kolega dalam hubungan dengan teman sejawat, sebagai mediator dalam hubunganya
dengan anak didik, sebagai pengatur disiplin, evaluator dan pengganti orang
tua.
Jadi
dapat disimpulkan peranan guru yaitu :
1. Informator
Sebagai pelaksana cara mengajar informatif,
laboratorium, studi lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun
umum.
2. Organisator
Guru
sebagai organisator, pengelolah kegiatan akademik, silabus worshop, jadwal
pelajaran dan sebagainya.
3. Motivator
Peranan guru sebagai motivator penting, artinya
dalam meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar peserta didik.
4. Pengarah
/ Ditektor
Guru dalam hal ini harus dapat membimbing dan
mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan.
5. Inisiator
Guru dikatakan inisiator apabila memiliki ciri antara
lain:
a) Mengembangkan
hal yang sudah ada menjadi lebih sempurna
b) Menemukan
hal-hal baru yang belum ada dalam dunia pendidikan
c) Selalu
mengacu pada tujuan pendidikan nasional, isntitusional, dan kurikuler
d) Selalu
mempunyai gagasan baru untuk diterapkan ke dalam kelas
e) Mampu
memadukan antara teori dengan praktik
f) Mampu
menjabarkan buku teks ajar dengan lingkungan sekitar
g) Memotivasi
anak mempelajari lingkungan alam untuk disesuaikan dengan buku teks ajar
h) Memberikan
contoh pada peserta didiknya untuk disiplin dan bertanggung jawab
i)
Memotivasi anak didik untuk mengadakan pengamatan
sosial dan penelitian ilmiah
j)
memotivasi peserta didik untuk mengkritisi buku teks
ajar dan mengembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat global.
6. Transmitter
Dalam kegiatan belajar guru juga akan bertindak
selaku penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.
7. Fasilitator
Peran guru sebagai fasilitator membawa konsekuensi terhadap perubahan pola
hubungan guru-siswa, yang semula lebih bersifat “top-down” ke hubungan
kemitraan. Dalam hubungan yang bersifat “top-down”, guru seringkali diposisikan
sebagai “atasan” yang cenderung bersifat otoriter, sarat komando, instruksi
bergaya birokrat, bahkan pawang, sebagaimana disinyalir oleh Y.B. Mangunwijaya
(Sindhunata, 2001). Sementara, siswa lebih diposisikan sebagai “bawahan” yang
harus selalu patuh mengikuti instruksi dan segala sesuatu yang dikehendaki oleh
guru.
Berbeda dengan pola hubungan “top-down”, hubungan kemitraan antara guru
dengan siswa, guru bertindak sebagai pendamping belajar para siswanya dengan
suasana belajar yang demokratis dan menyenangkan. Oleh karena itu, agar guru
dapat menjalankan perannya sebagai fasilitator seyogyanya guru dapat memenuhi
prinsip-prinsip belajar yang dikembangkan dalam pendidikan kemitraan, yaitu
bahwa siswa akan belajar dengan baik apabila:
a.
Siswa secara penuh dapat mengambil bagian dalam setiap
aktivitas pembelajaran
b.
Apa yang dipelajari bermanfaat dan praktis (usable).
c.
Siswa mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan secara
penuh pengetahuan dan keterampilannya dalam waktu yang cukup.
d.
Pembelajaran dapat mempertimbangkan dan disesuaikan
dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya dan daya pikir siswa.
e.
Terbina saling pengertian, baik antara guru dengan
siswa maupun siswa dengan siswa
8. Mediator
Oleh karena itu, agar pendidkan dapat terealisasikan
dan dapat berjalan dengan baik, juga mendapat hasil yang maksimal diperlukan
media yang baik untuk melaksanakan pendidikan. Media tersebut tidak lain adalah
Guru. Guru adalah mediator pendidikan yang paling utama.
9. Evaluator
Sebagai evaluator dalam penilaian, guru dapat menetapkan apakah seorang
siswa termasuk dalam kelompok siswa pandai, sedang, kurang, atau cukup baik di
kelasnya, jika dibandingkan dengan teman-temannya. Dengan menelaah pencapaian
tujuan mengajar, guru dapat mengetahui
apakah proses belajar mengajar yang dilakukan cukup efektif, cukup
memberikan hasil yang baik dan memuaskan, atau sebaliknya. Kiranya jelas bahwa
guru harus mampu dan terampil dalam melaksanakan penilaian, karena dalam
penilaian, guru dapat mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa setelah ia
mengikuti proses belajar mengajar.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Pemberian
Angka
Angka
dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajar. Banyak siswa belajar
justru untuk mencapai angka atau nilai yang terbaik. Sehingga siswa biasanya
mengejar nilai ulangan atau nilai rapor dengan angka yang baik. Angka-angka
yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada
juga bahkan banyak siswa bekerja atau belajar hanya ingin mengejar pokok naik
kelas.
Ini menunjukkan
motivasi yang dimiliki kurang berbobot dibandingkan siswa-siswa yang
menginginkan nilai baik. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh
guru adalah bagaimana cara memberi angka-angka yang dapat dikaitkan dengan
values yang terkandung di dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para
siswa, sehingga tidak sekedar kognitif, tetapi juga keterampilan dan
afektifnya.
B.
Memperjelas Tujuan Yang Ingin Dicapai.
Tujuan yang
jelas dapat membuat siswa paham ke arah mana ia ingin dibawa. Pemahaman siswa
tentang tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang
pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Semakin jelas
tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi belajar siswa. Oleh
sebab itu, sebelum proses pembelajaran dimulai hendaknya guru menjelaskan
terlebih dulu tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini, para siswa pun
seyogyanya dapat dilibatkan untuk bersama-sama merumuskan tujuan belajar
beserta cara-cara untuk mencapainya.
C.
Membangkitkan Minat Siswa.
Siswa akan
terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh
sebab itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam
mengembangkan motivasi belajar. Beberapa cara dapat dilakukan untuk
membangkitkan minat belajar siswa, diantaranya :
- Hubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa. Minat siswa akan tumbuh manakala ia dapat menangkap bahwa materi pelajaran itu berguna untuk kehidupannya. Dengan demikian guru perlu Menjelaskan keterkaitan materi pelajaran dengan kebutuhan siswa.
- Sesuaikan materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan siswa. Materi pelaaran yang terlalu sulit untuk dipelajari atau materi pelajaran yang jauh dari pengalaman siswa, akan tidak diminati oleh siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit tidak akan dapat diikuti dengan baik, yang dapat menimbulkan siswa akan gagal mencapai hasil yang optimal; dan kegagalan itu dapat membunuh minat siswa untuk belajar. Biasanya minat siswa akan tumbuh kalau ia mendapatkan kesuksesan dalam belajar.
- Gunakan berbagai model dan strategi pembelajaran secara bervariasi, misalnya diskusi, kerja kelompok, eksperimen, demonstrasi, dan lain-lain.
D.
Ciptakan Suasana yang Menyenangkan Dalam Belajar.
Siswa hanya
mungkin dapat belajar dengan baik manakala ada dalam suasana yang menyenangkan,
merasa aman, bebas dari rasa takut. Usahakan agar kelas selamanya dalam suasana
hidup dan segar, terbebas dari rasa tegang. Untuk itu guru sekali-sekali dapat
melakukan hal-hal yang lucu.
E.
Berilah Pujian yang Wajar Terhadap Setiap Keberhasilan Siswa.
Motivasi
akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Memberikanpujian yang wajar
merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memberikan penghargaan.
Pujian tidak selamanya harus dengan kata-kata. Pujian sebagai penghargaan dapat
dilakukan dengan isyarat, misalnya senyuman dan anggukan yang wajar, atau
mungkin dengan tatapan mata yang meyakinkan.
F.
Berilah Komentar Terhadap Hasil Pekerjaan Siswa.
Siswa butuh
penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan dengan memberikan komentar positif.
Setelah siswa selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan komentar
secepatnya, misalnya dengan memberikan tulisan “bagus” atau “teruskan
pekerjaanmu” dan lain sebagainya. Komentar yang positif dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa.
G.
Ciptakan Persaingan Dan Kerja Sama.
Persaingan
yang sehat dapat memberikan pengaruh yang baik untuk keberhasilan proses pembelajaran
siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh
untuk memperoleh hasil yang terbaik. Oleh sebab itu, guru harus mendesain
pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antara kelompok maupun
antar-individu. Namun demikian, diakui persaingan tidak selamanya
menguntungkan, terutama untuk siswa yang memang dirasakan tidak mampu untuk
bersaing, oleh sebab itu pendekatan cooperative learning dapat dipertimbangkan
untuk menciptakan persaingan antar kelompok.
H.
Merancang Tindakan Pengajaran yang Dapat
Memotivasi Siswa
- Menargetkan harapan yang tinggi tetapi realistik pada siswa
- Membantu siswa merumuskan tujuan mereka
- Memberitahukan siswa apa yang perlu mereka lakukan agar lulus mata pelajaran yang ada ajar dengan sukses
- Membantu siswa menemukan manfaat dan pentingnya materi yang sedang dipelajari
- Memperkuat motivasi diri siswa
- Menghindari suasana kompetesi yang berlebihan antar siswa. Lebih baik mengarahkan siswa ke kompetisi kerja tim
- Menunjukkan antusiasme Anda sebagai guru pada materi pelajaran.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Motivasi
adalah kukuatan dari individu yang menyebaban individu tersebut bertindak dan
berbuat.
2. Motivasi
belajar adalah dorongan eksternal dan internal dalam belajar.
3. Motivasi
belajar siswa dapt dilakukan dengan berbagai hal, mulai diri instrinsik sampai
ekstrinsik.
B.
Saran
Dengan makalah ini,
mahasiswa atau calon guru diharapkan :
1. Dapat
memahami tentang motivasi belajar serta upaya dalam peningkatan motivasi
belajar siswa.
2. Mampu
merangsang peserta didik untuk belajar.
3. Menambah
pengetahuan.
DAFTAR
PUSTAKA
A.M, Sardiman.
2009. Interaksi Dan Motivasi Belajar
Mengajar. Jakarta : Rajawali.
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
Uno, Hamzah. 2009. Teori Motivasi Dan Pengukuran. Jakarta :
Bumi Aksara
Sudjana, Nana.
2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.
Bandung : Sinarbaru Algasindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar