Selasa, 23 September 2014

UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN SISWA DISEKOLAH



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan saat ini, bayak siswa yang terganggu konsentrasinya dalam menghadapi pelajaran di sekolah. Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan yang mempengaruhi siswa tersebut malas belajar, juga faktor orang tua yang kurang memperhatikan mereka, apalagi dalam hal belajar.
Faktor globalisasi juga memberi andil yang luas terhadap cara belajar siswa. Internet menjadikan merea tentang pelajaran dan tugas mereka sebagai siswa sekolah yang harus mempelajari ilmu pengetahuan sesuai dengan usia mereka
Namun selain orang tua, guru juga berperan dalam hal ini. Siswa memerlukan suatu pendorong dalam meningkatkan hasil belajar yang ampu memberikan hasil yang positif pada proses belajar siswa. Salah satunya adalah memberikan dorongan bagi guru, karena guru mampu menjadi motivator yang unggul bagi siswa. Apa lagi saat ini peran orang tua juga kurang.

Karena itulah penulis mengangkat tema motivasi belar siswa dalam penulisan makalah ini. Yang membahas peranan guru dalam meningkatan motivasi belajar siswa, yang menjelaskan bagaimana cara guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.


B.     Tujuan
Sesuai dengan masalah yang di angkat, maka makalah ini penulis kemukakan tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk memberi informasi mengenai cara meningkatkan motivasi belajar siswa.
C.    Kegunaan Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah :
1.      Sebagai salah satu syarat untuk memunihi tugas Penulisan Karya Ilmiah
2.      Bagi penulis, menambah ilmu pengetahuan dalam penulisan karya ilmiah terutama menyangkut masalah yang berhubungan dengan motivasi belajar siswa.






















BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif ini tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingklah laku tertentu.
Motif dapat dibedakan atas 3, yaitu :
1.      Motif biogenesis
Motif biogenesis adalah motif yang berasal dari kebutuhan organisme demi kelanjutan hidupnya.
2.      Motif Sosiogenesis
Motif Sosiogenesis adalah motif yang berembang dari lingkungan kebudayaan tempat orng tersebut berada.
3.      Motif teologis
Dalam motif ini, manusia adalah sebagai makhluk yang berketuhanan, sehingga ada interaksi antara manusia dengan Tuhannya.
Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melaukan aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu. Motivasi merupakan  dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.
Menurut Mc Donald, motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk memcapai tujuan.
Motivasi penting dalam menetukan seberapa banyak siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa banyak menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik
B.     Motivasi Belajar
Motivasi dalam belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktek atau penguatan yang dilandasi tujuan untu mencapai tujuan tertentu.
Motivasi belajar dapat timbul karerna faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dengan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Faktor ekstrinsik adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Pada umumnya dengan beberapa indikator meliputi :
1.      Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2.      Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
3.      Adanya harapan dan Cita-cita masa depan
4.      Adanya penghargaan dalam belajar.
5.      Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
6.      Adanya lingungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan peserta didik belajar dengan baik.
C.    Tujuan Motivasi Belajar
Tujuan dari belajar ada tiga jenis :
1.      Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Tujuan ini memiliki kecendrungan lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar. Jenis ini digunakan dengan diskusi presentasi.
2.      Menanamkan konsep dan keterampilan
Penanaman konsep memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan ini ada yang bersifat jasmani maupun rohani.
3.      Pembentukkan Sikap
Dalam menumbuhkan siap mental, prilaku dan pribadi, guru harus hati-hati dalam pendekatan.
D.    Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Motivasi ini mendorang seseorang untu melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan, begitu juga belajar. Diperlukan adanya motivasi. Sehubungan dengan hal tersebut, dan tiga fungsi motivasi yaitu :
1.      Mendorong manusia untuk berbuat, sebagai penggerak dari setiap kegiatan yang dikerjakan.
2.      Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.
3.      Menyeleksi perbuatan, menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan.
E.     Peranan Guru
Menurut beberapa ahli :
1.      Pray katz menggambarkan peranan guru sebagai komunikator sahabat yang dapat memberikan nasehat-nasehat, motivasi sebagai petunjuk, inspirasi dan dorongan, pembimbing dan pengembang sikap dan tingkah laku, serta nilai-nilai orang yang menguasai bahan yang diajarkan.
2.      Havigihurus (employee) dalam hubungan kedinasan, sebagai bawaha terhadap atasannya, sebagai kolega dalam hubungan dengan teman sejawat, sebagai mediator dalam hubunganya dengan anak didik, sebagai pengatur disiplin, evaluator dan pengganti orang tua.
Jadi dapat disimpulkan peranan guru yaitu :
1.      Informator
Sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
2.      Organisator
Guru sebagai organisator, pengelolah kegiatan akademik, silabus worshop, jadwal pelajaran dan sebagainya.

3.      Motivator
Peranan guru sebagai motivator penting, artinya dalam meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar peserta didik.
4.      Pengarah / Ditektor
Guru dalam hal ini harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan.
5.      Inisiator
Guru dikatakan inisiator apabila memiliki ciri antara lain:
a)      Mengembangkan hal yang sudah ada menjadi lebih sempurna
b)      Menemukan hal-hal baru yang belum ada dalam dunia pendidikan
c)      Selalu mengacu pada tujuan pendidikan nasional, isntitusional, dan kurikuler
d)     Selalu mempunyai gagasan baru untuk diterapkan ke dalam kelas
e)      Mampu memadukan antara teori dengan praktik
f)       Mampu menjabarkan buku teks ajar dengan lingkungan sekitar
g)      Memotivasi anak mempelajari lingkungan alam untuk disesuaikan dengan buku teks ajar
h)      Memberikan contoh pada peserta didiknya untuk disiplin dan bertanggung jawab
i)        Memotivasi anak didik untuk mengadakan pengamatan sosial dan penelitian ilmiah
j)        memotivasi peserta didik untuk mengkritisi buku teks ajar dan mengembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat global.
6.      Transmitter
Dalam kegiatan belajar guru juga akan bertindak selaku penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.
7.      Fasilitator
Peran guru sebagai fasilitator membawa konsekuensi terhadap perubahan pola hubungan guru-siswa, yang semula lebih bersifat “top-down” ke hubungan kemitraan. Dalam hubungan yang bersifat “top-down”, guru seringkali diposisikan sebagai “atasan” yang cenderung bersifat otoriter, sarat komando, instruksi bergaya birokrat, bahkan pawang, sebagaimana disinyalir oleh Y.B. Mangunwijaya (Sindhunata, 2001). Sementara, siswa lebih diposisikan sebagai “bawahan” yang harus selalu patuh mengikuti instruksi dan segala sesuatu yang dikehendaki oleh guru.
Berbeda dengan pola hubungan “top-down”, hubungan kemitraan antara guru dengan siswa, guru bertindak sebagai pendamping belajar para siswanya dengan suasana belajar yang demokratis dan menyenangkan. Oleh karena itu, agar guru dapat menjalankan perannya sebagai fasilitator seyogyanya guru dapat memenuhi prinsip-prinsip belajar yang dikembangkan dalam pendidikan kemitraan, yaitu bahwa siswa akan belajar dengan baik apabila:
a.       Siswa secara penuh dapat mengambil bagian dalam setiap aktivitas pembelajaran
b.      Apa yang dipelajari bermanfaat dan praktis (usable).
c.       Siswa mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan secara penuh pengetahuan dan keterampilannya dalam waktu yang cukup.
d.      Pembelajaran dapat mempertimbangkan dan disesuaikan dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya dan daya pikir siswa.
e.       Terbina saling pengertian, baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa
8.      Mediator
Oleh karena itu, agar pendidkan dapat terealisasikan dan dapat berjalan dengan baik, juga mendapat hasil yang maksimal diperlukan media yang baik untuk melaksanakan pendidikan. Media tersebut tidak lain adalah Guru. Guru adalah mediator pendidikan yang paling utama.
9.      Evaluator
Sebagai evaluator dalam penilaian, guru dapat menetapkan apakah seorang siswa termasuk dalam kelompok siswa pandai, sedang, kurang, atau cukup baik di kelasnya, jika dibandingkan dengan teman-temannya. Dengan menelaah pencapaian tujuan mengajar, guru dapat mengetahui  apakah proses belajar mengajar yang dilakukan cukup efektif, cukup memberikan hasil yang baik dan memuaskan, atau sebaliknya. Kiranya jelas bahwa guru harus mampu dan terampil dalam melaksanakan penilaian, karena dalam penilaian, guru dapat mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa setelah ia mengikuti proses belajar mengajar.





















BAB III
PEMBAHASAN
A.      Pemberian Angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajar. Banyak siswa belajar justru untuk mencapai angka atau nilai yang terbaik. Sehingga siswa biasanya mengejar nilai ulangan atau nilai rapor dengan angka yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga bahkan banyak siswa bekerja atau belajar hanya ingin mengejar pokok naik kelas.
Ini menunjukkan motivasi yang dimiliki kurang berbobot dibandingkan siswa-siswa yang menginginkan nilai baik. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh guru adalah bagaimana cara memberi angka-angka yang dapat dikaitkan dengan values yang terkandung di dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa, sehingga tidak sekedar kognitif, tetapi juga keterampilan dan afektifnya.
B.      Memperjelas Tujuan Yang Ingin Dicapai.
Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham ke arah mana ia ingin dibawa. Pemahaman siswa tentang tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi belajar siswa. Oleh sebab itu, sebelum proses pembelajaran dimulai hendaknya guru menjelaskan terlebih dulu tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini, para siswa pun seyogyanya dapat dilibatkan untuk bersama-sama merumuskan tujuan belajar beserta cara-cara untuk mencapainya.
C.     Membangkitkan Minat Siswa.
Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh sebab itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar. Beberapa cara dapat dilakukan untuk membangkitkan minat belajar siswa, diantaranya :
  1. Hubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa. Minat siswa akan tumbuh manakala ia dapat menangkap bahwa materi pelajaran itu berguna untuk kehidupannya. Dengan demikian guru perlu Menjelaskan keterkaitan materi pelajaran dengan kebutuhan siswa.
  2. Sesuaikan materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan siswa. Materi pelaaran yang terlalu sulit untuk dipelajari atau materi pelajaran yang jauh dari pengalaman siswa, akan tidak diminati oleh siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit tidak akan dapat diikuti dengan baik, yang dapat menimbulkan siswa akan gagal mencapai hasil yang optimal; dan kegagalan itu dapat membunuh minat siswa untuk belajar. Biasanya minat siswa akan tumbuh kalau ia mendapatkan kesuksesan dalam belajar.
  3. Gunakan berbagai model dan strategi pembelajaran secara bervariasi, misalnya diskusi, kerja kelompok, eksperimen, demonstrasi, dan lain-lain.
D.    Ciptakan Suasana yang Menyenangkan Dalam Belajar.
Siswa hanya mungkin dapat belajar dengan baik manakala ada dalam suasana yang menyenangkan, merasa aman, bebas dari rasa takut. Usahakan agar kelas selamanya dalam suasana hidup dan segar, terbebas dari rasa tegang. Untuk itu guru sekali-sekali dapat melakukan hal-hal yang lucu.
E.     Berilah Pujian yang Wajar Terhadap Setiap Keberhasilan Siswa.
Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Memberikanpujian yang wajar merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memberikan penghargaan. Pujian tidak selamanya harus dengan kata-kata. Pujian sebagai penghargaan dapat dilakukan dengan isyarat, misalnya senyuman dan anggukan yang wajar, atau mungkin dengan tatapan mata yang meyakinkan.
F.     Berilah Komentar Terhadap Hasil Pekerjaan Siswa.
Siswa butuh penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan dengan memberikan komentar positif. Setelah siswa selesai mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan komentar secepatnya, misalnya dengan memberikan tulisan “bagus” atau “teruskan pekerjaanmu” dan lain sebagainya. Komentar yang positif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
G.    Ciptakan Persaingan Dan Kerja Sama.
Persaingan yang sehat dapat memberikan pengaruh yang baik untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik. Oleh sebab itu, guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antara kelompok maupun antar-individu. Namun demikian, diakui persaingan tidak selamanya menguntungkan, terutama untuk siswa yang memang dirasakan tidak mampu untuk bersaing, oleh sebab itu pendekatan cooperative learning dapat dipertimbangkan untuk menciptakan persaingan antar kelompok.
H.    Merancang Tindakan Pengajaran yang Dapat Memotivasi Siswa
  1. Menargetkan harapan yang tinggi tetapi realistik pada siswa
  2. Membantu siswa merumuskan tujuan mereka
  3. Memberitahukan siswa apa yang perlu mereka lakukan agar lulus mata pelajaran yang ada ajar dengan sukses
  4. Membantu siswa menemukan manfaat dan pentingnya materi yang sedang dipelajari
  5. Memperkuat motivasi diri siswa
  6. Menghindari suasana kompetesi yang berlebihan antar siswa. Lebih baik mengarahkan siswa ke kompetisi kerja tim
  7. Menunjukkan antusiasme Anda sebagai guru pada materi pelajaran.





BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Motivasi adalah kukuatan dari individu yang menyebaban individu tersebut bertindak dan berbuat.
2.      Motivasi belajar adalah dorongan eksternal dan internal dalam belajar.
3.      Motivasi belajar siswa dapt dilakukan dengan berbagai hal, mulai diri instrinsik sampai ekstrinsik.
B.     Saran
Dengan makalah ini, mahasiswa atau calon guru diharapkan :
1.      Dapat memahami tentang motivasi belajar serta upaya dalam peningkatan motivasi belajar siswa.
2.      Mampu merangsang peserta didik untuk belajar.
3.      Menambah pengetahuan.








DAFTAR PUSTAKA
A.M, Sardiman. 2009. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali.

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Uno, Hamzah. 2009. Teori Motivasi Dan Pengukuran. Jakarta : Bumi Aksara
Sudjana, Nana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinarbaru Algasindo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar