BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam manajemen,
pengambilan keputusan (decision making) memegang peranan penting karena
keputusan yang diambil oleh manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang harus
dilaksanakan oleh bawahannya atau organisasi yang yang ia pimpin. Keputusan
manajer sangat penting karena menyagkut semua aspek . Kesalahan dalam mengambil
keputusan bisa merugikan organisasi, mulai dari kerugian citra sampai pada
kerugian uang. Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam pemecahan
masalah untuk memperoleh hasil yang akan dilaksanakan.
Pembuatan keputusan
ini bertujuan mengatasi atau memecahkan masalah yang bersangkutan sehingga
usaha pencapaian tujuan yang dimaksud dapat dilaksanakan secara baik dan
efektif. Masalah atau problem yang dimaksud dapat dibagi tiga golongan besar,
yaitu masalah korektif, masalah progresif, dan masalanh kreatif.
Masalah korektif
adalah masalah yang timbul karena adanya penyimpangan dari apa yang
direncanakan. Masalah progresif adalah suatu masalah yang terjadi akibat adanya
keinginan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu prestasi ayau hasil masa
lalu. Misalnya, suatu perusahaan ingin memperbesar atau memperluas market
sharenya atau suatu pabrik mobil ingin memproduksi suatu kendaraan yang lebih
irit bahan bakarnya. Masalah kreatif adalah suatu masalah yang muncul karena
adanya keinginan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru. Hal ini dapat
dicontohkan sebuah pabrik mobil ingin menciptakan kendaraan dengan energi
matahari.
Namun banyak para
pengambil keputusan yang tidak mampu mengambil keputusan secara cepat, tepat,
dan efektif dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itulah penulis tertarik
mengambil judul “Upaya Meningkatkan
Efektivitas Pengambilan Keputusan
Melalui Sistem Informasi Manajemen” dalam pembuatan makalah ini.
B. Rumusan
Masalah
Perumusan Masalah yang kami uraikan
yaitu:
- Bagaimana cara pengambilan keputusan yang efektif?
- Bagaimana cara pengambilan keputusan melalui sistem informasi manajemen?
- Bagaimana peranan SIM dalam pengambilan keputusan?
C. Tujuan Penulisan
adapun tujuan penulisan ini yaitu :
1. Untuk
mengetahui cara pengambilan keputusan yang efektif untuk para pengambil
keputusan.
2. Untuk
mengetahui cara pengambilan keputusan melalui sistm informasi manajemen.
3. Untuk
mengetahui peranan SIM dalam pengambilan keputusan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sistem Informasi Manajemen
System
Informasi Manajemen (SIM) adalah suatu system didalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendudkung operasi,
bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi yang
menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan– laporan yang diperlukan.
Pengertian SIM menurut para ahli :
1. David Kroenke
Sistem Informasi Manajemen adalah pengenmabangan dan penggunaan
system-sistem informasi yang efektif dalam organisasi-organisasi
2. Mc.
Leod
Sistem Informasi
Manajemen adalah sebagai suatu system berbasis computer yang menyediakan
informasi bagi beberapa pemakai yang mempunyai kebutuhan yang serupa. Informasi
digunakan oleh pengelola maupun staf lainnya pada saat mereka membuat keputusan
untuk memecahkan masalah.
3. Stoner
Sistem Informasi
Manajemen merupakan metode formal yang menyediakan informasi yang akurat dan
tepat waktu kepada manajemen untuk mempermudah proses pengambilan keputusan dan
membuat organisasi dapat melakukan fungsi perencanaan, operasi secara efektif
dan pengendalian.
4. Ibnu
Syamsi
Sistem Informasi
Manajemen adalah jaringan informasi yang diperlukan pimpinan dalam menjalankan
tugasnya, terutama dalam mengambil keputusan, dimana SIM disamping diperlukan
oleh pimpinan, juga dibutuhkan seluruh anggota organisasi yang dipimpinnya.
5. Herhner
Cross
Sistem Informasi
Manajemen merupakan gabungan yang sangat teratur dari pegawai, perlengkapan dan
fasilitas-fasilitas yang melakukan penyimpangan, pengambilan, pengolahan,
pengiriman, dan peragaan data yang semuanya sebagai tanggapan terhadap
kebutuhan-kebutuhan para pembuat keputusan pada semua tingkat organisasi.
B. Pengertian Pengambilan Keputusan
Salah
satu kegiatan manajemen yang penting adalah memahami sistem sepenuhnya untuk
mengambil keputusan-keputusan yang tepat yang akan dapat memperbaiki hasil
sistem keseluruhan dalam batas-batas tertentu. Dengan demikian pengambilan
keputusan adalah suatu proses pemilihan dari berbagai alternatif baik
kualitatif maupun kuantitatif untuk mendapat suatu alternatif terbaik guna
menjawab masalah atau menyelesaikan konflik (pertentangan).
Pengertian
pengambilan keputusan menurut para ahli :
1. G.R.
Terry
Pengambilan keputusan
adalah sebagai pemilihan yang didasarkan criteria tertentu atas dua atau lebih
alternative yang mungkin.
2. Harold
dan Cyril O’Donnel
Pengambilan keputusan
adalah pemilihan diantara alternative mengenai suatu cara bertindak yaitu inti
dari suatu perencanaan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau
reputasi yang telah dibuat.
3. Sondang
P. Siagian
Pengambilan keputusan
adalah suatu pendekatan terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta –
fakta dan data. Penentuan yang matang dari alternative yang dihadapi dan
pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling
tepat
4. Malayu
S.P Hasibuan
Pengambilan keputusan
adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternative
untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang akan datang.
C.
Factor
– factor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
1. Keadaan
internal organisasi
Meliputi
: dana yang tersedia, kemampuan karyawan, kelengkapan peralatan, struktur
organisasi, dan lain sebagainya.
2. Ketersediaan
informasi yang diperlukan
Untuk menyelesaikan
masalah dalam organisasi, maka perlu dikumpulkan data yang berkaitan dengan
masalah tersebut. Data tersebut diolah menjadi informasi yang lengkap, sehingga
dapat diambil keputusan dengan baik.
3. Keadaan
eksternal Organisasi
Dalam
organisasi terbuka, kegiatan organisasi tidak terlepas dari pengaruh luar. Oleh
karena itu, pengambilan keputusan haruslah mempertimbangkan lingkungan diluar
organisasi.
4. Kepribadian
dan kecakapan pengambil keputusan
Tepat
tidaknya keputusan yang diambil juga sangat tergantung kecakapan dan
kepribadian pengambil keputusan. Hal ini meliputi : penilainnya, kebutuhannya,
tingkat intelegensinya, kapasitasnya, kapabilitasnya, keterampilan dan
lain-lain.
D.
Kriteria Pengambilan
Keputusan
Kriteria untuk memilih alternatif dalam model normative adalah
pemaksimalan (laba, kegunaan, nilai yang diharapkan dan sebagainya(. Tujuan ini
apabila dinyatakan dalam bentuk kwantitatif disebut fungsi objektif untuk suau
keputusan. Dalam model ekonomi klasik, manusia rasional dianggap memaksimakan
kegunaan. Kegunaan ini dirumuskan sebagai sifat hasil yang memberikan
kesenangan atau menghindarkan kesusahan. Bagi suatu perusahaan, kegunaan
biasanya dipandang sebagai laba, tetapi hal ini dapat juga berupa penjualan,
bagi pasar, dan lai sebagainya.
Suatu pandangan alternative mengenai criteria untuk pengambilann
keputusaan adalah pemuasan. Pandangan ini berasal dari model perilaku
deskriptif yang menyatakan penyelidikan untuk mendapatkannya. Mereka tidak
senuhnya rasional atau cermat dalam penyelidikan aytau penelitiaannya. Mereka
menyederhanakan factor-faktor ayang harus dipertimbangkan.
1.
Skala Pengukuran Pengambilan Keputusan
Pada hakekatnya pembuatan keputusan dipandang sebagai suatu
proses dalam usaha mencari jalan keluar dari suatu masalah atau problem.
Istilah proses menyiratkan adanya suatu rangkaian atau tahap-tahap yang teratur
menuju suatu tujuan yang telah ditetapkan , yaitu penyelesaian suatu persoalan.
Tolak ukur kuantitatif mengenai manfaat dan biaya bertujuan mempermudah
perbandingan antara keefektifan beraneka alternatif cara penggarapan dalam
situasi keputusan. Disini jelas nilai-nilai dan tingkat ukurannya dalam bentuk
angka-angka atau kuantitatif. Skala pengukuran ini disusun menurut urutan bertambah
banyaknya batasan yang diadakannya. Skala pengukuran yang dimaksud dapat
dirinci dan dijelaskan dibawah ini.
2.
Skala Nominal
Skala Nominal adalah pengukuran dengan taraf yang peling rendah.
Disini suatu objek digolong-glongkan dengan simbol-simbol atau angka-angka yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif. Simbol-simbol atau angka-angka ini dipakai
untuk member identitas suatu kelompok tertentu. Misalkan plat nomor
kendaraan bermotor juga merupakan skala nominal karena nomor dan huruf pada
kendaraan tersebut menerangkan tempat kendaraan yang bersangkutan terdaftar.
Pengambilan keputusan dengan skala nominal agak sulit dilakukan karena skala
ini tidak memperlihatkan suatu jenjang nilai dari sejumlah alterntif keputusan.
Skala ini hanya memperlihatkan perbedaan antargolongan.
Skala nominal digunakan untuk memilih hasil alternative yang
hubungannya paling dekat atau paling berarti bagi sasaran yang dituju atau
memilih alternative dengan biaya terendah bila terdaat alternative hasil yang
relative sama atau tidak berbeda nilainya dalam hubungannya dengan sasaran yang
dituju.
3.
Skala Ordinal
Skala ordinal adalah suatu skala pengukuran yang sifatnya
kualitatif yang menunjukan adanya suatu jenjang urutan prefensi yang dikaitkan
pada suatu tujuan atau kondisi yang ditentukan atau dapat dikatakan bahwa skala
ordinal adalah objek-objek dalam suatu kategori yang mingkin tidak berbeda
deangan objek lainnya. Akan tetapi. Masing-masing objek tersebut tergabung
dalam suatu hubungan yang bertsifat ‘yang satu lebih dari yang lain’seperti
lebih suka, lebih tinggi, lebih besar dan lain sebagainya.
Untuk mempermudah pengambilan keputusan dalam kasus ini biasanya
setiap kemungkinan hasil dari al;ternatif diberi score nilai sehubungan dengan
jenjang nilai atau keartiaannya terhadap sasaran atau tujuan yang ingin
dicapai.
4.
Skala Interval
Skala interval adalah suatu skala yang mempunyai cirri-ciri
skala ordinal, yang selisih dari tiap-tiap angka atau jenjang prefensi dalam
skala tersebut diketahui besarnya dan kemudian pengukurannya. Pengukuran dengan
skala interval untuk pembuatan keputusan dilakukan dengan membuat suatu
hubungan yang linear diantara komponen-komponen atau variabel-variabel yang
diukur. Dalam suatu perusahaan industri, hal ini biasanya menyangkut kombinasi
pemakaian bahan baku untuk membuat suatu barang atau produk.
5.
Skala Ratio
Skala ratio adalah suatu skala interval yang mempunyai titik nol
yang nyata. Dalam slkala ini perbandingan setiap titik pada init pengukuran
adalah bebas. Pada skala ini, perbandingan dari setiap titik pada unit
pengukuran biasanya banyak ditemui dalam ilmu alam fisika, yaitu benda-benda
atau simbol-simbol tertentu seperti “=”,”>”,Y=Kx. X/Y, dan lain-lain.
Pengukuran dengan skala ratio untuk pembuatan keputusan paling
mudah dilakan karena langsung diketahu perbedaan dan perbandingan jenjang nilai
dari setiap hasil altarnatif.
6.
Skala Absolut
Skala absolut merupakan ukuran kuantitatif yang jelas dan nyata
dan dapat dibandingkan secara langsung. Situasi atau kondisi keputusan yang
terstuktur secara sempurna biasanya banyak ditemukan dalam jenis keputusan yang
bersifat korekif, dengan skala pengukuran ratio aatau absolute karena dalam hai
ini setiap alternative yang akan dipilih jelas ukuran manfaat dan biayanya
dalam angka-angka yang mudah dibandingkan. Selanjutnya, situasi atau kondisi
keputusan yang tidak terstruktur banyak dijumpai dalam masalah-masalah yang
bersifat kreatif dengan skala pengukuran nominal, ordinal, dan interval.
E.
Sistem
pendukung keputusan
Di
dalam organisasi-organisasi publik, banyak keputusan yang tidak berulang
(non-recurring/non-repetitive decisions) yang harus dibuat oleh para manager
atau pembuat keputusan. Keputusan-keputusan itu biasanya bersifat sangat
srtategis dan menghadapkan para manajer pada situasi-situasi yang belum pernah
terjadi sebelumnya. Oleh sebab itu, Sistem Pendukung Keputusan (Decision
Support System) sangat penting peranannya dalam membantu proses pembuatan
keputusan dalam organisasi-organisasi publik. Para manajer publik harus
ditunjang dengan data dan informasi yang akurat dan aktual untuk dapat membuat
keputusan-keputusan strategis yang dalam urusan-urusan publik.
Parker
(1989:396) mengatakan bahwa decision support system (DSS) adalah suatu sistem
yang menyediakan sarana yang memungkinkan para manajer untuk mengembangkan
informasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan keputusan yang akan dibuat.
Ditinjau dari
struktur organisasi, jenis-jenis keputusan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1.
Keputusan administratif
Merupakan keputusan yang
diambil oleh seorang administrator atau manajer puncak sebagai pucuk pimpinan
organisasi. Keputusan ini bersifat umum dan menyeluruh, berfungsi sebagai
landasan bagi kebijakan-kebijakan dan keputusan teknis operasional oleh
organisasi secara keseluruhan.
2.
Keputusan eksekutif
Merupakan keputusan yang diambil manajer eksekutif.
Kedudukan manajer eksekutif secara umum berada diantara manajer administratif
dan manajer operasional. Jadi tugas manajer eksekutif adalah menerjemahkan
gagasan-gagasan manajer administratif dan mengkoordinasi fungsi-fungsi dalam
organisasi untuk melaksanakn agagasan-gagasan tersebut.
3. Keputusan
operasional
Merupakan keputusan yang diambil oleh seorang
manajer operasioanl dalam rangka pelaksanaan gagasan, arahan, dan kebijakan
manajer diatasnya disesuaikan dengan sistem koordinasi yang dikembangkan oleh
manajer eksekutif.
F.
Peran Sistem Informasi Manajemen (SIM) Pada
Pengambilan Keputusan
Dukungan sistem informasi manajemen pada
pembuatan keputusan dalam suatu organisasi dapat diuraikan menurut tiga tahapan
proses pembuatan keputusan, yaitu pemahaman, perancangan (design), dan
pemilihan. Dukungan SIM biasanya melibatkan pengolahan, file komputer maupun
non komputer.
1. Tahap
Pemahaman
Pada tahap pemahaman hubungannya dengan SIM
adalah pada proses penyelidikan yang meliputi pemeriksaan data baik dengan cara
yang telah ditentukan maupun dengan cara khusus. SIM harus memberikan kedua
cara tersebut. Sistem Informasi sendiri harus meneliti semua data dan
mengajukan permintaan untuk diuji mengenai situasi-situasi yang jelas dan
menuntut perhatian. Baik SIM maupun organisasi harus menyediakan saluran
komunikasi untuk masalah-masalah yang diketahui dengan jelas agar disampaikan
kepada organisasi tingkat atas sehingga masalah-masalah tersebut dapat
ditangani. Pada tahap ini juga perlu ditetapkan kemungkinan-kemungkinannya.
Dukungan SIM memerlukan suatu data base dengan data masyarakat, saingan dan
intern ditambah metode untuk penelusuran dan penemuan masalah-masalah.
2.
Tahap
Perancangan
Pada tahap perancangan (design), kaitannya dengan SIM
adalah membuat model-model keputusan untuk diolah berdasarkan data yang ada
serta memprakarsai pemecahan-pemecahan alternatif. Model-model yang tersedia
harus membantu menganalisis alternatif-altematif. Dukungan SIM terdiri dari
perangkat lunak statistika serta perangkat lunak pembuatan model lainnya. Hal
ini melibatkan pendekatan terstruktur, manipulasi model, dan sistem pencarian
kembali data base.
3.
Tahap
Pemilihan
Pada tahap pemilihan, SIM menjadi paling efektif apabila
hasil-hasil perancangan disajikan dalam suatu bentuk yang mendorong pengambilan
keputusan. Apabila telah dilakukan pemilihan, maka peranan SIM berubah menjadi
pengumpulan data untuk umpan balik dan penilaian kemudian. Dukungan SIM pada
tahap pemilihan adalah memilih berbagai model keputusan melakukan analisis
kepekaan (analisis sensitivitas) serta menentukan prosedur pemilihan.
Dukungan SIM untuk pembuatan keputusan terdiri dari
suatu database yang lengkap, kemampuan pencarian kembali database, perangkat
lunak statistika dan analitik lainnya, serta suatu dasar model yang berisi
perangkat lunak pembuatan model-model keputusan. Pada dasarnya peranan SIM
tersebut pada proses pemahaman, .yang menyangkut penelitian lingkungan untuk
kondisi-kondisi yang memerlukan keputusan. Istilah pemahaman disini mempunyai
arti sama dengan pengenalan masalah. Kemudian pada proses perancangan serta
pada proses pemilihan. Sering orang menyatakan bahwa komputer akan mengambil
keputusan, ini merupakan suatu pernyataan yang salah kaprah dan tidak mengetahui
letak peranan komputer serta bagaimana suatu proses pengambilan keputusan
dilakukan. Keputusan sebenarnya hanya dapat diambil atau dilakukan oleh
manusia. Oleh karena itu, manusia pengambil keputusan harus selalu menjadi
bagian dari suatu pemilihan.
Suatu aturan keputusan atau suatu program komputer hanya
membantu dengan memberikan dasar untuk suatu keputusan, akan tetapi pemilihan
keputusan dilakukan oleh seorang manusia. Pernyataan komputer mengambil
keputusan pada umumnya didasarkan atas anggapan bahwa beberapa keputusan dapat
diprogramkan, sedangkan keputusan-keputusan yang lain tidak. Hal ini
mengingatkan bahwa klasifikasi tentang keputusan terprogram dan tidak
terprogram sangat penting untuk perancangan SIM.
Ada suatu kecenderungan di antara para perancang SIM
untuk beranggapan bahwa suatu database (pusat data) saja akan banyak
memperbaiki pengambilan keputusan. Pandangan demikian sebenarnya telah
mengabaikan akan adanya tiga unsur dalam pengambilan keputusan yang berperan
penting, yaitu; data, model atau prosedur keputusan, dan pengambil keputusan.
Oleh karena itu, pengambilan keputusan dapat diperbaiki dengan data yang lebih
baik, model keputusan yang lebih baik, atau pengambil keputusan yang lebih baik
(lebih terlatih, lebih banyak pengalaman, dan sebagainya).
Pada dasarnya, suatu sistem informasi memiliki sifat
yang hampir sama dengan sistem produksi yang mengkonversikan bahan baku menjadi
produk yang mungkin langsung digunakan oleh konsumen atau menjadi bahan baku
untuk fase konversi berikutnya. Sistem informasi mengkonversi data kasar
menjadi suatu laporan yang dapat dipakai atau menjadi input untuk proses
lanjutan. Banyak manajemen yang tidak puas dengan sistem informasi mereka dan
secara tajam langsung menyalahkan sistem komputer.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Akuntansi mempunyai peranan yang
sangat penting dalam dunia usaha, mulai dari badan usaha kecil yang
tidak mencari keuntungan sampai pada perusahaan besar yang mencari keuntungan
membutuhkan informasi akuntansi yang digunakan sebagai alat perencanaan,
pengawasan maupun sebagai dasar pengambilan keputusan. Dalam rangka pengambilan
keputusan manajemen harus mempertimbangkan tindakan-tindakan alternatif.
B. Saran
Sesuai dengan hasil penulisan, adapun rekomendasi yang penulis
sarankan, adalah sebagai berikut :
1.
Hendaknya guru lebih memperhatikan teknik dan
cara membuat soal yang berkualitas sehingga evaluasi yang dilakukan benar-benar
berfungsi dan dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kedepannya.
2.
Soal-soal tes yang dibuat
untuk mengevaluasi, hendaknya di oerhatikan validitas dan reabilitasnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Kusrini,
2006, Sistem Pakar Teori dan Aplikasi, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.
Munir, Rinaldi. (2006) .Diktat
Kuliah IF2153 Matematika Diskrit Edisi Keempat. Program Studi Teknik
Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi
Bandung.
Santosa,
Budi. 2007. Data Mining : Teknik Pemanfaatan Data untuk keperluan Bisnis.
Yogyakarta : Graha Ilmu
Sutabri, Tata. 2003. Sistem Informasi
Manajemen. Yogyakarta : Gramedia
Witten,
Ian H. dan Eibe Frank. 2005. Data Mining: Practical machine learning tools
and techniques,2nd Edition. San Francisco : Morgan Kaufmann
Pramudiono,
Iko. Pengantar Data Mining: Menambang Permata Pengetahuan di Gunung Data. http://www.ilmukomputer.com
Wikipedia. (2006) .Data Mining. http://en.wikipedia.org/wiki/Data_mining
Tidak ada komentar:
Posting Komentar