Selasa, 23 September 2014

TATA CARA PENGHAPUSAN SARANA PRASARANA DI SMA 1 PERTIWI PADANG



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam manajemen, pengambilan keputusan (decision making) memegang peranan penting karena keputusan yang diambil oleh manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau organisasi yang yang ia pimpin. Keputusan manajer sangat penting karena menyagkut semua aspek . Kesalahan dalam mengambil keputusan bisa merugikan organisasi, mulai dari kerugian citra sampai pada kerugian uang. Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam pemecahan masalah untuk memperoleh hasil yang akan dilaksanakan.
Pembuatan keputusan ini bertujuan mengatasi atau memecahkan masalah yang bersangkutan sehingga usaha pencapaian tujuan yang dimaksud dapat dilaksanakan secara baik dan efektif. Masalah atau problem yang dimaksud dapat dibagi tiga golongan besar, yaitu masalah korektif, masalah progresif, dan masalanh kreatif.

Masalah korektif adalah masalah yang timbul karena adanya penyimpangan dari apa yang direncanakan. Masalah progresif adalah suatu masalah yang terjadi akibat adanya keinginan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu prestasi ayau hasil masa lalu. Misalnya, suatu perusahaan ingin memperbesar atau memperluas market sharenya atau suatu pabrik mobil ingin memproduksi suatu kendaraan yang lebih irit bahan bakarnya. Masalah kreatif adalah suatu masalah yang muncul karena adanya keinginan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru. Hal ini dapat dicontohkan sebuah pabrik mobil ingin menciptakan kendaraan dengan energi matahari.
Namun banyak para pengambil keputusan yang tidak mampu mengambil keputusan secara cepat, tepat, dan efektif dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itulah penulis tertarik mengambil judul “Upaya Meningkatkan Efektivitas  Pengambilan Keputusan Melalui Sistem Informasi Manajemen” dalam pembuatan makalah ini.
B.     Rumusan Masalah
Perumusan Masalah yang kami uraikan yaitu:
  1. Bagaimana cara pengambilan keputusan yang efektif?
  2. Bagaimana cara pengambilan keputusan melalui sistem informasi manajemen?
  3. Bagaimana peranan SIM dalam pengambilan keputusan?
C.    Tujuan Penulisan
adapun tujuan penulisan ini yaitu :
1.      Untuk mengetahui cara pengambilan keputusan yang efektif untuk para pengambil keputusan.
2.      Untuk mengetahui cara pengambilan keputusan melalui sistm informasi manajemen.
3.      Untuk mengetahui peranan SIM dalam pengambilan keputusan.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sistem Informasi Manajemen
System Informasi Manajemen (SIM) adalah suatu system didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendudkung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi yang menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan– laporan yang diperlukan.
Pengertian SIM menurut para ahli :
1.      David Kroenke
Sistem Informasi Manajemen adalah pengenmabangan dan penggunaan system-sistem informasi yang efektif dalam organisasi-organisasi
2.      Mc. Leod
Sistem Informasi Manajemen adalah sebagai suatu system berbasis computer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai yang mempunyai kebutuhan yang serupa. Informasi digunakan oleh pengelola maupun staf lainnya pada saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah.
3.      Stoner
Sistem Informasi Manajemen merupakan metode formal yang menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada manajemen untuk mempermudah proses pengambilan keputusan dan membuat organisasi dapat melakukan fungsi perencanaan, operasi secara efektif dan pengendalian.
4.      Ibnu Syamsi
Sistem Informasi Manajemen adalah jaringan informasi yang diperlukan pimpinan dalam menjalankan tugasnya, terutama dalam mengambil keputusan, dimana SIM disamping diperlukan oleh pimpinan, juga dibutuhkan seluruh anggota organisasi yang dipimpinnya.
5.      Herhner Cross
Sistem Informasi Manajemen merupakan gabungan yang sangat teratur dari pegawai, perlengkapan dan fasilitas-fasilitas yang melakukan penyimpangan, pengambilan, pengolahan, pengiriman, dan peragaan data yang semuanya sebagai tanggapan terhadap kebutuhan-kebutuhan para pembuat keputusan pada semua tingkat organisasi.
B.     Pengertian Pengambilan Keputusan
Salah satu kegiatan manajemen yang penting adalah memahami sistem sepenuhnya untuk mengambil keputusan-keputusan yang tepat yang akan dapat memperbaiki hasil sistem keseluruhan dalam batas-batas tertentu. Dengan demikian pengambilan keputusan adalah suatu proses pemilihan dari berbagai alternatif baik kualitatif maupun kuantitatif untuk mendapat suatu alternatif terbaik guna menjawab masalah atau menyelesaikan konflik (pertentangan).


Pengertian pengambilan keputusan menurut para ahli :
1.      G.R. Terry
Pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan criteria tertentu atas dua atau lebih alternative yang mungkin.
2.      Harold dan Cyril O’Donnel
Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternative mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari suatu perencanaan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
3.      Sondang P. Siagian
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta – fakta dan data. Penentuan yang matang dari alternative yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat
4.      Malayu S.P Hasibuan
Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternative untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang akan datang.
C.    Factor – factor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
1.      Keadaan internal organisasi
Meliputi : dana yang tersedia, kemampuan karyawan, kelengkapan peralatan, struktur organisasi, dan lain sebagainya.


2.      Ketersediaan informasi yang diperlukan
Untuk menyelesaikan masalah dalam organisasi, maka perlu dikumpulkan data yang berkaitan dengan masalah tersebut. Data tersebut diolah menjadi informasi yang lengkap, sehingga dapat diambil keputusan dengan baik.
3.      Keadaan eksternal Organisasi
Dalam organisasi terbuka, kegiatan organisasi tidak terlepas dari pengaruh luar. Oleh karena itu, pengambilan keputusan haruslah mempertimbangkan lingkungan diluar organisasi.
4.      Kepribadian dan kecakapan pengambil keputusan
Tepat tidaknya keputusan yang diambil juga sangat tergantung kecakapan dan kepribadian pengambil keputusan. Hal ini meliputi : penilainnya, kebutuhannya, tingkat intelegensinya, kapasitasnya, kapabilitasnya, keterampilan dan lain-lain.
D.    Kriteria Pengambilan Keputusan
Kriteria untuk memilih alternatif dalam model normative adalah pemaksimalan (laba, kegunaan, nilai yang diharapkan dan sebagainya(. Tujuan ini apabila dinyatakan dalam bentuk kwantitatif disebut fungsi objektif untuk suau keputusan. Dalam model ekonomi klasik, manusia rasional dianggap memaksimakan kegunaan. Kegunaan ini dirumuskan sebagai sifat hasil yang memberikan kesenangan atau menghindarkan kesusahan. Bagi suatu perusahaan, kegunaan biasanya dipandang sebagai laba, tetapi hal ini dapat juga berupa penjualan, bagi pasar, dan lai sebagainya.
Suatu pandangan alternative mengenai criteria untuk pengambilann keputusaan adalah pemuasan. Pandangan ini berasal dari model perilaku deskriptif yang menyatakan penyelidikan untuk mendapatkannya. Mereka tidak senuhnya rasional atau cermat dalam penyelidikan aytau penelitiaannya. Mereka menyederhanakan factor-faktor ayang harus dipertimbangkan.
1.      Skala Pengukuran Pengambilan Keputusan
Pada hakekatnya pembuatan keputusan dipandang sebagai suatu proses dalam usaha mencari jalan keluar dari suatu masalah atau problem. Istilah proses menyiratkan adanya suatu rangkaian atau tahap-tahap yang teratur menuju suatu tujuan yang telah ditetapkan , yaitu penyelesaian suatu persoalan. Tolak ukur kuantitatif mengenai manfaat dan biaya bertujuan mempermudah perbandingan antara keefektifan beraneka alternatif cara penggarapan dalam situasi keputusan. Disini jelas nilai-nilai dan tingkat ukurannya dalam bentuk angka-angka atau kuantitatif. Skala pengukuran ini disusun menurut urutan bertambah banyaknya batasan yang diadakannya. Skala pengukuran yang dimaksud dapat dirinci dan dijelaskan dibawah ini.
2.      Skala Nominal
Skala Nominal adalah pengukuran dengan taraf yang peling rendah. Disini suatu objek digolong-glongkan dengan simbol-simbol atau angka-angka yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Simbol-simbol atau angka-angka ini dipakai untuk member identitas suatu kelompok tertentu. Misalkan plat nomor kendaraan bermotor juga merupakan skala nominal karena nomor dan huruf pada kendaraan tersebut menerangkan tempat kendaraan yang bersangkutan terdaftar. Pengambilan keputusan dengan skala nominal agak sulit dilakukan karena skala ini tidak memperlihatkan suatu jenjang nilai dari sejumlah alterntif keputusan. Skala ini hanya memperlihatkan perbedaan antargolongan.
Skala nominal digunakan untuk memilih hasil alternative yang hubungannya paling dekat atau paling berarti bagi sasaran yang dituju atau memilih alternative dengan biaya terendah bila terdaat alternative hasil yang relative sama atau tidak berbeda nilainya dalam hubungannya dengan sasaran yang dituju.
3.      Skala Ordinal
Skala ordinal adalah suatu skala pengukuran yang sifatnya kualitatif yang menunjukan adanya suatu jenjang urutan prefensi yang dikaitkan pada suatu tujuan atau kondisi yang ditentukan atau dapat dikatakan bahwa skala ordinal adalah objek-objek dalam suatu kategori yang mingkin tidak berbeda deangan objek lainnya. Akan tetapi. Masing-masing objek tersebut tergabung dalam suatu hubungan yang bertsifat ‘yang satu lebih dari yang lain’seperti lebih suka, lebih tinggi, lebih besar dan lain sebagainya.
Untuk mempermudah pengambilan keputusan dalam kasus ini biasanya setiap kemungkinan hasil dari al;ternatif diberi score nilai sehubungan dengan jenjang nilai atau keartiaannya terhadap sasaran atau tujuan yang ingin dicapai.
4.      Skala Interval
Skala interval adalah suatu skala yang mempunyai cirri-ciri skala ordinal, yang selisih dari tiap-tiap angka atau jenjang prefensi dalam skala tersebut diketahui besarnya dan kemudian pengukurannya. Pengukuran dengan skala interval untuk pembuatan keputusan dilakukan dengan membuat suatu hubungan yang linear diantara komponen-komponen atau variabel-variabel yang diukur. Dalam suatu perusahaan industri, hal ini biasanya menyangkut kombinasi pemakaian bahan baku untuk membuat suatu barang atau produk.
5.      Skala Ratio
Skala ratio adalah suatu skala interval yang mempunyai titik nol yang nyata. Dalam slkala ini perbandingan setiap titik pada init pengukuran adalah bebas. Pada skala ini, perbandingan dari setiap titik pada unit pengukuran biasanya banyak ditemui dalam ilmu alam fisika, yaitu benda-benda atau simbol-simbol tertentu seperti “=”,”>”,Y=Kx. X/Y, dan lain-lain.
Pengukuran dengan skala ratio untuk pembuatan keputusan paling mudah dilakan karena langsung diketahu perbedaan dan perbandingan jenjang nilai dari setiap hasil altarnatif.


6.      Skala Absolut
Skala absolut merupakan ukuran kuantitatif yang jelas dan nyata dan dapat dibandingkan secara langsung. Situasi atau kondisi keputusan yang terstuktur secara sempurna biasanya banyak ditemukan dalam jenis keputusan yang bersifat korekif, dengan skala pengukuran ratio aatau absolute karena dalam hai ini setiap alternative yang akan dipilih jelas ukuran manfaat dan biayanya dalam angka-angka yang mudah dibandingkan. Selanjutnya, situasi atau kondisi keputusan yang tidak terstruktur banyak dijumpai dalam masalah-masalah yang bersifat kreatif dengan skala pengukuran nominal, ordinal, dan interval.
E.     Sistem pendukung keputusan
Di dalam organisasi-organisasi publik, banyak keputusan yang tidak berulang (non-recurring/non-repetitive decisions) yang harus dibuat oleh para manager atau pembuat keputusan. Keputusan-keputusan itu biasanya bersifat sangat srtategis dan menghadapkan para manajer pada situasi-situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Oleh sebab itu, Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) sangat penting peranannya dalam membantu proses pembuatan keputusan dalam organisasi-organisasi publik. Para manajer publik harus ditunjang dengan data dan informasi yang akurat dan aktual untuk dapat membuat keputusan-keputusan strategis yang dalam urusan-urusan publik.
Parker (1989:396) mengatakan bahwa decision support system (DSS) adalah suatu sistem yang menyediakan sarana yang memungkinkan para manajer untuk mengembangkan informasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan keputusan yang akan dibuat.
Ditinjau dari struktur organisasi, jenis-jenis keputusan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1.      Keputusan administratif
Merupakan keputusan yang diambil oleh seorang administrator atau manajer puncak sebagai pucuk pimpinan organisasi. Keputusan ini bersifat umum dan menyeluruh, berfungsi sebagai landasan bagi kebijakan-kebijakan dan keputusan teknis operasional oleh organisasi secara keseluruhan.
2.      Keputusan eksekutif
Merupakan  keputusan yang diambil manajer eksekutif. Kedudukan manajer eksekutif secara umum berada diantara manajer administratif dan manajer operasional. Jadi tugas manajer eksekutif adalah menerjemahkan gagasan-gagasan manajer administratif dan mengkoordinasi fungsi-fungsi dalam organisasi untuk melaksanakn agagasan-gagasan tersebut.
3.      Keputusan operasional
Merupakan keputusan yang diambil oleh seorang manajer operasioanl dalam rangka pelaksanaan gagasan, arahan, dan kebijakan manajer diatasnya disesuaikan dengan sistem koordinasi yang dikembangkan oleh manajer eksekutif.
F.     Peran Sistem Informasi Manajemen (SIM) Pada Pengambilan Keputusan
Dukungan sistem informasi manajemen pada pembuatan keputusan dalam suatu organisasi dapat diuraikan menurut tiga tahapan proses pembuatan keputusan, yaitu pemahaman, perancangan (design), dan pemilihan. Dukungan SIM biasanya melibatkan pengolahan, file komputer maupun non komputer.
1.      Tahap Pemahaman
Pada tahap pemahaman hubungannya dengan SIM adalah pada proses penyelidikan yang meliputi pemeriksaan data baik dengan cara yang telah ditentukan maupun dengan cara khusus. SIM harus memberikan kedua cara tersebut. Sistem Informasi sendiri harus meneliti semua data dan mengajukan permintaan untuk diuji mengenai situasi-situasi yang jelas dan menuntut perhatian. Baik SIM maupun organisasi harus menyediakan saluran komunikasi untuk masalah-masalah yang diketahui dengan jelas agar disampaikan kepada organisasi tingkat atas sehingga masalah-masalah tersebut dapat ditangani. Pada tahap ini juga perlu ditetapkan kemungkinan-kemungkinannya. Dukungan SIM memerlukan suatu data base dengan data masyarakat, saingan dan intern ditambah metode untuk penelusuran dan penemuan masalah-masalah.
2.      Tahap Perancangan
Pada tahap perancangan (design), kaitannya dengan SIM adalah membuat model-model keputusan untuk diolah berdasarkan data yang ada serta memprakarsai pemecahan-pemecahan alternatif. Model-model yang tersedia harus membantu menganalisis alternatif-altematif. Dukungan SIM terdiri dari perangkat lunak statistika serta perangkat lunak pembuatan model lainnya. Hal ini melibatkan pendekatan terstruktur, manipulasi model, dan sistem pencarian kembali data base.
3.      Tahap Pemilihan
Pada tahap pemilihan, SIM menjadi paling efektif apabila hasil-hasil perancangan disajikan dalam suatu bentuk yang mendorong pengambilan keputusan. Apabila telah dilakukan pemilihan, maka peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data untuk umpan balik dan penilaian kemudian. Dukungan SIM pada tahap pemilihan adalah memilih berbagai model keputusan melakukan analisis kepekaan (analisis sensitivitas) serta menentukan prosedur pemilihan.
Dukungan SIM untuk pembuatan keputusan terdiri dari suatu database yang lengkap, kemampuan pencarian kembali database, perangkat lunak statistika dan analitik lainnya, serta suatu dasar model yang berisi perangkat lunak pembuatan model-model keputusan. Pada dasarnya peranan SIM tersebut pada proses pemahaman, .yang menyangkut penelitian lingkungan untuk kondisi-kondisi yang memerlukan keputusan. Istilah pemahaman disini mempunyai arti sama dengan pengenalan masalah. Kemudian pada proses perancangan serta pada proses pemilihan. Sering orang menyatakan bahwa komputer akan mengambil keputusan, ini merupakan suatu pernyataan yang salah kaprah dan tidak mengetahui letak peranan komputer serta bagaimana suatu proses pengambilan keputusan dilakukan. Keputusan sebenarnya hanya dapat diambil atau dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu, manusia pengambil keputusan harus selalu menjadi bagian dari suatu pemilihan.
Suatu aturan keputusan atau suatu program komputer hanya membantu dengan memberikan dasar untuk suatu keputusan, akan tetapi pemilihan keputusan dilakukan oleh seorang manusia. Pernyataan komputer mengambil keputusan pada umumnya didasarkan atas anggapan bahwa beberapa keputusan dapat diprogramkan, sedangkan keputusan-keputusan yang lain tidak. Hal ini mengingatkan bahwa klasifikasi tentang keputusan terprogram dan tidak terprogram sangat penting untuk perancangan SIM.
Ada suatu kecenderungan di antara para perancang SIM untuk beranggapan bahwa suatu database (pusat data) saja akan banyak memperbaiki pengambilan keputusan. Pandangan demikian sebenarnya telah mengabaikan akan adanya tiga unsur dalam pengambilan keputusan yang berperan penting, yaitu; data, model atau prosedur keputusan, dan pengambil keputusan. Oleh karena itu, pengambilan keputusan dapat diperbaiki dengan data yang lebih baik, model keputusan yang lebih baik, atau pengambil keputusan yang lebih baik (lebih terlatih, lebih banyak pengalaman, dan sebagainya).
Pada dasarnya, suatu sistem informasi memiliki sifat yang hampir sama dengan sistem produksi yang mengkonversikan bahan baku menjadi produk yang mungkin langsung digunakan oleh konsumen atau menjadi bahan baku untuk fase konversi berikutnya. Sistem informasi mengkonversi data kasar menjadi suatu laporan yang dapat dipakai atau menjadi input untuk proses lanjutan. Banyak manajemen yang tidak puas dengan sistem informasi mereka dan secara tajam langsung menyalahkan sistem komputer.








BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Akuntansi  mempunyai peranan  yang sangat penting dalam dunia usaha, mulai dari badan  usaha kecil  yang tidak mencari keuntungan sampai pada perusahaan besar yang mencari keuntungan membutuhkan informasi akuntansi yang digunakan sebagai alat perencanaan, pengawasan maupun sebagai dasar pengambilan keputusan. Dalam rangka pengambilan keputusan manajemen harus mempertimbangkan tindakan-tindakan alternatif.
B.     Saran
Sesuai dengan hasil penulisan, adapun rekomendasi yang penulis sarankan, adalah sebagai berikut :
1.         Hendaknya guru lebih memperhatikan teknik dan cara membuat soal yang berkualitas sehingga evaluasi yang dilakukan benar-benar berfungsi dan dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kedepannya.
2.         Soal-soal tes yang dibuat untuk mengevaluasi, hendaknya di oerhatikan validitas dan reabilitasnya.


DAFTAR PUSTAKA
Kusrini, 2006, Sistem Pakar Teori dan Aplikasi, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.
Munir, Rinaldi. (2006) .Diktat Kuliah IF2153 Matematika Diskrit Edisi Keempat. Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung.
Santosa, Budi. 2007. Data Mining : Teknik Pemanfaatan Data untuk keperluan Bisnis. Yogyakarta : Graha Ilmu
Sutabri, Tata. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : Gramedia
Witten, Ian H. dan Eibe Frank. 2005. Data Mining: Practical machine learning tools and techniques,2nd Edition. San Francisco : Morgan Kaufmann
Pramudiono, Iko. Pengantar Data Mining: Menambang Permata Pengetahuan di Gunung Data. http://www.ilmukomputer.com

Wikipedia. (2006) . Decision Tree. http://en.wikipedia.org/wiki/Decision_tree.


Wikipedia. (2006) .Data Mining. http://en.wikipedia.org/wiki/Data_mining

Tidak ada komentar:

Posting Komentar