Sore ini terasa
sangat mnyengat. Meskipun udah sore, namun mentari masih bersinar terik.
Panasnya terasa membakar kulit. Namun aku harus mengikuti pelatihan untuk
seleksi angota baru di PMI.
Dengan setengah berlari, aku menuju lokasi berkumpulnya
para calon anggota baru. Ya, hari ini aku emang telat datang karna harus
mengikuti rapat angkatan terlebih dahulu. Syukur aja aku bersama temanku yang
juga calon anggota baru PMI.
Setelah cape’berlari akhirnya aku nyampe juga ditempat yang
telah ditentukan. Tanpa banyak kata lagi, aku langsung duduk dalam barisan
teman-teman yang udah duluan datang. Setelah itu, kami langsung disuruh
perkenalan diri satu-persatu dan dimulai dari temanku yang duduk didepan.
“Assalamua’laikum”, Sapanya membuka percakapan.
“Wa’alaikum salam,” kami menjawab serentak.
“perkenalkan, nama aku Silsi dari jurusan sendra
tasik…..”blab bla bla dia melanjutkan perkenalan diri.
“Ambil jurusan
apa pada UKKES ne?” Tanya salah seorang senior.
Mendengar pertanyaan itu tentu saja aku kaget. Nggak ku sadari dari tadi kalo aku salah masuk. Spontan aja aku dan temanku minta izin ama senior yang ada disitu dan nggak lupa juga aku jelaskan kalo aku salah masuk. Tentu sapa hal itu menimbulkan kegelian dari kalangan senipor itu. Dengan menahan malu aku mencari rombongan calon anggota PMI.
Mendengar pertanyaan itu tentu saja aku kaget. Nggak ku sadari dari tadi kalo aku salah masuk. Spontan aja aku dan temanku minta izin ama senior yang ada disitu dan nggak lupa juga aku jelaskan kalo aku salah masuk. Tentu sapa hal itu menimbulkan kegelian dari kalangan senipor itu. Dengan menahan malu aku mencari rombongan calon anggota PMI.
Aduuuh, bertambah
lage dech maluku. Senior-seniorku di PMI ternyata memperhatikan kami berdua.
Spontan aja mereka tertawa melihat kami. Duuh hari pertama yang malu-maluin.
Beberepa saat mencari kelompokku setelah bertanya ama seniorku terlebih dahulu,
akhirnya aku menemukan keloimpokku.
Baru aja nyampe,
aku langsung disuruh memperkenalkan diri. Disana juga pertama kale aku kenal
dengan Meisya, Risty, Fitri, Alisha, Heri, Rinda, danIrina. Ternyata diregu aku
Cuma ada 1 cowo’ dan dia juga nggak mau jadi ketua kelompokku. Akhirnya dengan
berani juga aku mengajukan diri untuk jadi ketua, tapi dengan setengah iseng
juga sich. Tapi ternyata aku emang dinobatkan jadi ketua kelompokku hari ini
dan untuk selanjutnya.
Setelah beberapa
saat mendengar pengarahan dari Penanggung Jawab atau PJ dari kelompok dua
ini,kami disuruh untuk berkenalan lebih lanjut sesama calon anggota baru ini.
Karana kami harus mengenal satu sama lain dalam satu kelompok.
Sebelum pulang
aku dikasih dua lembar kertas oleh Pj ku. Kertas pertama berisi lirik lagu Mars
PMI, dan kertas yang satu lagi berisi daftar nama anggota kelompokku beserta
nomer handphonenya.
Hari ini, aku
pertama kali menerima tugasku sebagai ketua kelompok dua. Aku diperintahkan
untuk sms anggota kelompok dua yang belum kukenal sama sekali untuk berkumpul dihari
berikutnya pukul 16.00 WIB.
* * *
Malam ini,
pertama kalinya aku menjalankan tugas. Dari 20 nomer handphone yang aku sms,
yang menanggapinya Cuma dua orang. Airin dan Alvin. Mungkin ini juga yang akan menjadi kisahku di PMI.
Malam itu, aku
saling berbalas sms ama Alvin
seputar PMI. Hari berikutnya, Alvin
mengajak aku ketemuan untuk menanyakan perihal PMI.tentu saja ku sanggupi,
karna tugasku emang melayani anggotaku. Hakikat pemimpin kan, pelayan. Pelayan bagi anggotanya.
Akhirnya, sore
itu aku sepakati ketemuan ama Alvin
diperpustakaan pusat campus. Tapi hal ini menimbulkan Tanya dihatiku, “salah
nggak kalo seorang santri janji ketemuan ama seorang cowo’ yang nggak dikenal”.
Aku emang nggak terlalu mempedulikannya. Karna aku juga janji ama teman satu
jurusanku untuk membantunya bikin tugas diperpustakaan tersebut.
Pertemuan pertama
dengan Alvin
bersama temanku Kirana yang juga calon anggota baru, namun beda kelompok ama
aku. Tapi dia lah orang yang memaksa aku untuk ikut PMI. Hmmm kembali lage ya
ama Alvin. Dari
perkenalan ini aku tau kalo Alvin
satu angkatan diatasku kalo di campus. Namun dari perkenalan itu aku menilai
kalo sesosok Alvin
itu, serius, pendiam dan sopan. Kurasa cukup itu dulu dech untuk kesan pertama
perkenalan pertamaku dengan Alvin.
* * *
Hari berikutnya
kami kelompok dua kembali berkumpul. Dan ini pertama kali aku kenal dengan
Randi dan Adri. Saat ini juga kepemimpinanku berpindah ama Alvin, karna aku cewe’ dan nggak mungkin aku
bisa menjalani ujian yang ada nantinya, itu kata bang Erick PJ ku. Namun aku
tetap mendapat tugas dari bang Erick dan kak Elyana PJ ku yang lain untuk
membantu Alvin.
Karna aku ketua dulunya dan Alvin
nggak ikut ngumpul dari awal. Ditambah lage keesokkan harinya, bang Arif juga
memberi pesan yang sama.jadi lah aku asisten Alvin, atau apalah namanya yang harus
membantu dia kapan dibutuhkan. Hal ini membuat aku harus dekat dengan Alvin dan melupakan
statusku sebagai santri yang nggak boleh terlalu dekat ama lawan jenis.
Perlahan aku
mulai melupakan segala hal. Janji-jani yang pernah ku bikin, janji untuk nggak
tertarik ama cowo’ Padang, dan janji yang pernah
kuucapkan ama Chiko untuk menjaga cintaku hanya untuknya dan nggak kan melupakannya.
Janji-janjiku ketika kumenerima pinangannya untuk jadi asisten hidupnya.
Chiko sekarang
emang udah nggak disampingku seperti dulu. Dulu aku slalu bersamanya.
Satu-satunya tempatku berbagi segala hal. Dan dia juga yang paling mengenalku.
Aku kangen dia, namun aku nggak bisa ketemu dia. Kesibukkannya membuat dia
kurang memperhatikanku lage dan kesibukkanku, juga membuat aku juga jarang
memperhatikannya. Sehingga komunikasi kami terputus beberapa waktu. Hanya hati
yang masih bersama. Namun pesan Chiko tetap akan ku ingat. Tetaplah jadi santri
dan jangan terpengaruh ama pergaulan. Jaga diriku sendiri saat dia nggak bisa
jaga aku. Dia pasti kembali menjemputku untuk menunaikan janji yang pernah
diucapkan.
Duuuhhh. Koq
malah ceritaan Chiko sich, kita kan bahas Alvin.
Aku mulai
tertarik ama Alvin.
Perjalanan waktu dan statusku sebagai asistennya membuatku menjadi dekat ama Alvin. Benih cinta itu
tumbuh untuk kedua kalenya dihatiku, namun bukan berarti menghapus cintaku yang
pertama lho. Aku emang mulai lupa untuk hubungi Chiko, tapi aku nggak melupakan
cintaku untuknya.
Didorong rasa
rinduku ama Chiko dan kisah ama Chiko yang punya kemiripan dengan kisah ama
kisah bersama Alvin,
membuat aku mudah jatuh cinta padanya. Padahal teman-temanku udah wanti-wanti
buat nggak jatuh cinta ama cowo’ FIK. Namun teman-temanku tetap mendukungku.
Seringnya
berkumpul ama kelompok dua, aku mulai dekat ama mereka. Dan aku pun udah anggap
mereka sebagai sahabatku. Aku mulai cerita ama Risty tentang perasaanku ama Alvin. Namun nggak ku duga
ternyata Alisha juga memperhatikan sikapku terhadap Alvin. Dia mulai curiga dan menanyakan hal
itu ama aku. Dasar aku yang nggak pandai nyembunyiin perasaan atau emang aku
yang nggak bisa berkilah, akhirnya Alisha juga tahu perasaan aku ama Alvin.
* * *
OSCAB pun tiba.
Kami harus menjalani beberapa ujian. Namun ini juga yang membuat kami jadi
kompak dan disini juga kebersamaan itu terasa.dimana kami saling mendukung,
saling menguatkan dan saling memotivasi.
Saat-saat yang
menyenangkan bersama kelompok dua. Namun pagi ini aku kesal ama Alvin. Kami ngumpul, tapi
ketuanya nggak ada. Udah aku telfon, nggak diangkat. Aku sms, nggak dibalas.
Kesal. Kesal dan kesal.
Namun sebelum
penampilan minat bakat, Alvin
itu hadir dan seenaknya aja bilang ketiduran.sungguh menyebalkan. Namun cinta
ini membuat aku memaafkan dia lage untuk kesekian kalenya dia terlambat.
Pulang dari OSCAB
aku pulang dianterinnya, sambil bercanda juga. Saat itu juga dia bilang ama aku
kalo di nggak punya pacar. Tentu saja aku semakin berharap ama dia. Di tambah
lage sikapnya itu yang menimbulkan harapan. Namun aku nggakl tau apa aku bisa
dapatin dia atau nggak. Tapi teman-teman anggota kelompok dua kayaknya udah
semakin tau kalo aku mencintai Alvin.
* * *
Alvin, Alvin, dan Alvin.
Hanya dia yang ada dipikiranku. Bayangannya sangat sulit ku hapuskan. Terus
menari diangan tanpa bisa kugapai. Sampai kapan dia kan mengganggu ku. Aku ingin dia pergi dari
anganku.
Alvin, please jangan ganggu aku !
aku ingin kamu pergi. Aku ingin kamu menghilang dari hidupku. Aku ingin belajar
malam ini.
Namun bayangan Alvin itu nggak semudah
itu aku hapus dari anganku. Dia terus menari, terus dan terus. Hingga mal mini
aku begitu sulit untuk memejamkan mata. Akhirnya aku putskan juga untuk sms dia
seperti biasanya. Tapi disaat aku lage berbalas sms ama Alvin, tiba-tiba aku merasa rindu teramat
sangat ama Chiko.bayangan masa lalu itu begitu segar di ingatanku. Aku sangat
merindukannya. Alvin
yang ku sms, ku bayangkan jadi Chiko. Entah kenapa aku enggan hubungi Chiko,
namun aku suka mengandaikan Alvin
jadi Chiko. Aku menganggap Alvin
itu Chiko. Walaupun kenyataanya itu berlawanan.
Apa yang harus
kulakukan? Aku ingin Chiko hadir dihadapanku. Aku kangen ama Chiko. Aku ingin
memeluk Chiko. Bersandar dipundaknya dan mencurahkan semua perasaanku
kepadanya. Tapi aku enggan untuk sms dia.
Apa karma aku
takut, dia udah nggak disini, atau karma sekarang ada Alvin. Aku nggak tau. Yang aku tau, aku
merindukan Chiko dan berusaha menggantikan Chiko dengan Alvin yang ada di hadapanku.
Aku emang salah,
menganggap dia itu Chiko ku yang pergi. Tapi dia lebih salah. Memberi ku
harapan, namun hanya sebatas harapan.
* * *
Sore ini
pikiranku sangat suntuk. Semua masalah muncul dihadapanku. Mulai dari abang
iparku yang sakit, hingga kakakku harus berjuang dirantau orang, abang angkatku
yang menyuruhku pulang karana sesuatu hal, papaku yang merindukanku dan juga
menginginkanku pulang, sahabatku kecelakaan, aku mendapat tanggung jawab yang
sangat besar dari yayasan tempat tinggalku, aku kehilangan teman sekamarku yang
biasa membinaku dan membantuku dalam hal agama, sahabat tempatku mengadu dikota
ini juga meninggalkanku dengan pernikahannya dan aku juga di bohongi oleh
Alvin.
Ya, ternyata Alvin yang mengaku jomblo
ama aku udah punya pacar. Sulit rasanya menerima semua kenyataan ini. Semua
masalah ini, menghantuiku. Ingin cerita, tapi aku nggak bisa. Hanya diaryku
yang setia nemenin aku disini. Aku ingin pulang, tapi tugas dan tanggung
jawabku nggak bisa aku tinggalin. Aku ingin menangis, tapi air mataku rasanya
udah habis.
Hanya satu yang
sangat ku inginkan saat ini, berada dipelukan Chiko. Aku ingin Chiko hadir
untukku. Namun semua nggak mungkin. Dia terlalu jauh. Aku hanya bisa
menelfonnya, dan menceritakan semua permasalahanku sama dia.
Karna dia, aku
sadar, kodratku sebagai santri nggak boleh pacaran. Aku nggak boleh mengenal
cinta selain dipernikahan. Aku udah banyak melanggar peraturanku sebagai
santri. Aku harus kembali kehabitatku.
Malam ini
kuputuskan untuk ungkapkan semuanya ama Alvin,
agar aku lega dan bisa kembali lagi ke jalanku. Tempatku bukan disini, tapi
disurau. Aku harus mengembalikan diriku yang hilang selama mengenal Alvin. Namun sekarang aku
terbentur dengan komitmen yang telah kujaga bertahun-tahun. “Jika aku udah
memilih untuk bergabung dengan sebuah organisasi, aku akan pertanggung jawabkan
pilihan itu”.
Tapi sekarang,
tempatku bukan disini. Aku ini santri, aku harus kembali ke habitat, tapi
bagaimana dengan komitmenku?
Apa mungkin aku
bisa membagi diriku ? atau aku akan kehilangan jati diriku ? aku akan melanggar
nasehat Chiko, untuk tetap bertahan di tempat ini ? atau aku harus merelakan
untuk mundur dari PMI inii ? tapi bagaimana dengan komitmenku ? melanggar
komitmenku, sama saja dengan membunuh diriku sendiri.
Apa yang harus
aku lakukan ?
Chiko….
aku butuh kamu, aku ingin kamu kembali kesini.
aku butuh kamu, aku ingin kamu kembali kesini.
DAN…..
Alvin…..
Aku lega kamu udah punya pacar.
Jadi aku nggak kan
berharap lage sama kamu.
Dan aku bisa melanjutkan ibadahku.
Jika ada yang paling aku sesali
Dalam hidupku saat ini
Mengenalmu !
Diantara pilihan corak almamater
Dalam barisn panjang beratus meter
Dan jika ada yang paling aku tangisi saat ini
Dirimu !
Yang membuatku lupa akan kodratku
Dan jalan yang udah aku rancang beserta janjiku
Lalu, jika ada yang membuatku lega dahaga saat ini
Kau pergi !!
Betul !!!
Kau pergi tinggalkan aku sendiri
Tapi aku tak terdiam disini
Tapi jusru tegar berdiri
Kau tau
Kini aku jadi mujahidah sejati
Yang hidup dengan yujuan syahid tertinggi
Jika ada tidaknya kamu
Aku nggak peduli
Karna satu yang pasti
Kutemukan kekasih abadi
Ada
yang kelupaan nich.
01 Desember 2011 ( cie cie ada yang jadian
nich. Jangan lupa traktirannya ya. Ditungguin lho )
02
Desember 2011 ( hari paling bahagia bagi sahabatku, cieeee yang udah nemuin
kekasih seumur hidup. Moga jadi keluarga yang sakinah, mawadah n’ warahma ya )
02
Desember 2011 ( Ultah bang Ari juga nich. Kita kasih apa nich teman-teman ?
tanpa ada kado n’ kejutan, nggak asyik donk )
Makasih
untuk semua kelompok dua yang udah ngajari aku banyak hal dan membantuku dalam
berbagai hal selama ini. Kalian udah aku anggap sebagai sahabatku.
Diary-diaryku
yang bertuliskan tentang kalian, adalah kenangan terindah yang pernah ku
miliki.
Risky, Ayu, Mery, Icha, Imel, Winda, Birrul,
Bang Aldi, Bang Akhyar, Rama, Rivo, Windy,
dan Andre. Moga kalian semua lulus, hingga nanti menjadi anggota tetap KSR
PMI Unit UNP.
Putri, Suci, Widya, Husein, Rosi, Liza, Tika. Walaupun kalian
udah mundur duluan, kalian tetap sahabatku. Moga sukses, walau bukan di KSR
PMI.
Jangan lupa ya
saran-saran dan jalan keluar buat masalah yang Ta hadapi………
Makasih…..
SASAKE ( Salam
Satu Kesamaan )…!!
By
: Vieytha JoenJoen OckThaRiey
Tidak ada komentar:
Posting Komentar