Selasa, 20 Maret 2012

KETIKA SANTRI JATUH CINTA


Sore ini terasa sangat mnyengat. Meskipun udah sore, namun mentari masih bersinar terik. Panasnya terasa membakar kulit. Namun aku harus mengikuti pelatihan untuk seleksi angota baru di PMI.
            Dengan setengah berlari, aku menuju lokasi berkumpulnya para calon anggota baru. Ya, hari ini aku emang telat datang karna harus mengikuti rapat angkatan terlebih dahulu. Syukur aja aku bersama temanku yang juga calon anggota baru PMI.
            Setelah cape’berlari akhirnya aku nyampe juga ditempat yang telah ditentukan. Tanpa banyak kata lagi, aku langsung duduk dalam barisan teman-teman yang udah duluan datang. Setelah itu, kami langsung disuruh perkenalan diri satu-persatu dan dimulai dari temanku yang duduk didepan.
            “Assalamua’laikum”, Sapanya membuka percakapan.
            “Wa’alaikum salam,” kami menjawab serentak.
            “perkenalkan, nama aku Silsi dari jurusan sendra tasik…..”blab bla bla dia melanjutkan perkenalan diri.
“Ambil jurusan apa pada UKKES ne?” Tanya salah seorang senior.
            Mendengar pertanyaan itu tentu saja aku kaget. Nggak ku sadari dari tadi kalo aku salah masuk. Spontan aja aku dan temanku minta izin ama senior yang ada disitu dan nggak lupa juga aku jelaskan kalo aku salah masuk. Tentu sapa hal itu menimbulkan kegelian dari kalangan senipor itu. Dengan menahan malu aku mencari rombongan calon anggota PMI.
Aduuuh, bertambah lage dech maluku. Senior-seniorku di PMI ternyata memperhatikan kami berdua. Spontan aja mereka tertawa melihat kami. Duuh hari pertama yang malu-maluin. Beberepa saat mencari kelompokku setelah bertanya ama seniorku terlebih dahulu, akhirnya aku menemukan keloimpokku.
Baru aja nyampe, aku langsung disuruh memperkenalkan diri. Disana juga pertama kale aku kenal dengan Meisya, Risty, Fitri, Alisha, Heri, Rinda, danIrina. Ternyata diregu aku Cuma ada 1 cowo’ dan dia juga nggak mau jadi ketua kelompokku. Akhirnya dengan berani juga aku mengajukan diri untuk jadi ketua, tapi dengan setengah iseng juga sich. Tapi ternyata aku emang dinobatkan jadi ketua kelompokku hari ini dan untuk selanjutnya.
Setelah beberapa saat mendengar pengarahan dari Penanggung Jawab atau PJ dari kelompok dua ini,kami disuruh untuk berkenalan lebih lanjut sesama calon anggota baru ini. Karana kami harus mengenal satu sama lain dalam satu kelompok.
Sebelum pulang aku dikasih dua lembar kertas oleh Pj ku. Kertas pertama berisi lirik lagu Mars PMI, dan kertas yang satu lagi berisi daftar nama anggota kelompokku beserta nomer handphonenya.
Hari ini, aku pertama kali menerima tugasku sebagai ketua kelompok dua. Aku diperintahkan untuk sms anggota kelompok dua yang belum kukenal sama sekali untuk berkumpul dihari berikutnya pukul 16.00 WIB.
*          *          *
Malam ini, pertama kalinya aku menjalankan tugas. Dari 20 nomer handphone yang aku sms, yang menanggapinya Cuma dua orang. Airin dan Alvin. Mungkin  ini juga yang akan menjadi kisahku di PMI.
Malam itu, aku saling berbalas sms ama Alvin seputar PMI. Hari berikutnya, Alvin mengajak aku ketemuan untuk menanyakan perihal PMI.tentu saja ku sanggupi, karna tugasku emang melayani anggotaku. Hakikat pemimpin kan, pelayan. Pelayan bagi anggotanya.
Akhirnya, sore itu aku sepakati ketemuan ama Alvin diperpustakaan pusat campus. Tapi hal ini menimbulkan Tanya dihatiku, “salah nggak kalo seorang santri janji ketemuan ama seorang cowo’ yang nggak dikenal”. Aku emang nggak terlalu mempedulikannya. Karna aku juga janji ama teman satu jurusanku untuk membantunya bikin tugas diperpustakaan tersebut.
Pertemuan pertama dengan Alvin bersama temanku Kirana yang juga calon anggota baru, namun beda kelompok ama aku. Tapi dia lah orang yang memaksa aku untuk ikut PMI. Hmmm kembali lage ya ama Alvin. Dari perkenalan ini aku tau kalo Alvin satu angkatan diatasku kalo di campus. Namun dari perkenalan itu aku menilai kalo sesosok Alvin itu, serius, pendiam dan sopan. Kurasa cukup itu dulu dech untuk kesan pertama perkenalan pertamaku dengan Alvin.

*          *          *

Hari berikutnya kami kelompok dua kembali berkumpul. Dan ini pertama kali aku kenal dengan Randi dan Adri. Saat ini juga kepemimpinanku berpindah ama Alvin, karna aku cewe’ dan nggak mungkin aku bisa menjalani ujian yang ada nantinya, itu kata bang Erick PJ ku. Namun aku tetap mendapat tugas dari bang Erick dan kak Elyana PJ ku yang lain untuk membantu Alvin. Karna aku ketua dulunya dan Alvin nggak ikut ngumpul dari awal. Ditambah lage keesokkan harinya, bang Arif juga memberi pesan yang sama.jadi lah aku asisten Alvin, atau apalah namanya yang harus membantu dia kapan dibutuhkan. Hal ini membuat aku harus dekat dengan Alvin dan melupakan statusku sebagai santri yang nggak boleh terlalu dekat ama lawan jenis.
Perlahan aku mulai melupakan segala hal. Janji-jani yang pernah ku bikin, janji untuk nggak tertarik ama cowo’ Padang, dan janji yang pernah kuucapkan ama Chiko untuk menjaga cintaku hanya untuknya dan nggak kan melupakannya. Janji-janjiku ketika kumenerima pinangannya untuk jadi asisten hidupnya.
Chiko sekarang emang udah nggak disampingku seperti dulu. Dulu aku slalu bersamanya. Satu-satunya tempatku berbagi segala hal. Dan dia juga yang paling mengenalku. Aku kangen dia, namun aku nggak bisa ketemu dia. Kesibukkannya membuat dia kurang memperhatikanku lage dan kesibukkanku, juga membuat aku juga jarang memperhatikannya. Sehingga komunikasi kami terputus beberapa waktu. Hanya hati yang masih bersama. Namun pesan Chiko tetap akan ku ingat. Tetaplah jadi santri dan jangan terpengaruh ama pergaulan. Jaga diriku sendiri saat dia nggak bisa jaga aku. Dia pasti kembali menjemputku untuk menunaikan janji yang pernah diucapkan.
Duuuhhh. Koq malah ceritaan Chiko sich, kita kan bahas Alvin.
Aku mulai tertarik ama Alvin. Perjalanan waktu dan statusku sebagai asistennya membuatku menjadi dekat ama Alvin. Benih cinta itu tumbuh untuk kedua kalenya dihatiku, namun bukan berarti menghapus cintaku yang pertama lho. Aku emang mulai lupa untuk hubungi Chiko, tapi aku nggak melupakan cintaku untuknya.
Didorong rasa rinduku ama Chiko dan kisah ama Chiko yang punya kemiripan dengan kisah ama kisah bersama Alvin, membuat aku mudah jatuh cinta padanya. Padahal teman-temanku udah wanti-wanti buat nggak jatuh cinta ama cowo’ FIK. Namun teman-temanku tetap mendukungku.
Seringnya berkumpul ama kelompok dua, aku mulai dekat ama mereka. Dan aku pun udah anggap mereka sebagai sahabatku. Aku mulai cerita ama Risty tentang perasaanku ama Alvin. Namun nggak ku duga ternyata Alisha juga memperhatikan sikapku terhadap Alvin. Dia mulai curiga dan menanyakan hal itu ama aku. Dasar aku yang nggak pandai nyembunyiin perasaan atau emang aku yang nggak bisa berkilah, akhirnya Alisha juga tahu perasaan aku ama Alvin.

*          *          *

OSCAB pun tiba. Kami harus menjalani beberapa ujian. Namun ini juga yang membuat kami jadi kompak dan disini juga kebersamaan itu terasa.dimana kami saling mendukung, saling menguatkan dan saling memotivasi.
Saat-saat yang menyenangkan bersama kelompok dua. Namun pagi ini aku kesal ama Alvin. Kami ngumpul, tapi ketuanya nggak ada. Udah aku telfon, nggak diangkat. Aku sms, nggak dibalas. Kesal. Kesal dan kesal.
Namun sebelum penampilan minat bakat, Alvin itu hadir dan seenaknya aja bilang ketiduran.sungguh menyebalkan. Namun cinta ini membuat aku memaafkan dia lage untuk kesekian kalenya dia terlambat.
Pulang dari OSCAB aku pulang dianterinnya, sambil bercanda juga. Saat itu juga dia bilang ama aku kalo di nggak punya pacar. Tentu saja aku semakin berharap ama dia. Di tambah lage sikapnya itu yang menimbulkan harapan. Namun aku nggakl tau apa aku bisa dapatin dia atau nggak. Tapi teman-teman anggota kelompok dua kayaknya udah semakin tau kalo aku mencintai Alvin.

*          *          *

Alvin, Alvin, dan Alvin. Hanya dia yang ada dipikiranku. Bayangannya sangat sulit ku hapuskan. Terus menari diangan tanpa bisa kugapai. Sampai kapan dia kan mengganggu ku. Aku ingin dia pergi dari anganku.
Alvin, please jangan ganggu aku ! aku ingin kamu pergi. Aku ingin kamu menghilang dari hidupku. Aku ingin belajar malam ini.
Namun bayangan Alvin itu nggak semudah itu aku hapus dari anganku. Dia terus menari, terus dan terus. Hingga mal mini aku begitu sulit untuk memejamkan mata. Akhirnya aku putskan juga untuk sms dia seperti biasanya. Tapi disaat aku lage berbalas sms ama Alvin, tiba-tiba aku merasa rindu teramat sangat ama Chiko.bayangan masa lalu itu begitu segar di ingatanku. Aku sangat merindukannya. Alvin yang ku sms, ku bayangkan jadi Chiko. Entah kenapa aku enggan hubungi Chiko, namun aku suka mengandaikan Alvin jadi Chiko. Aku menganggap Alvin itu Chiko. Walaupun kenyataanya itu berlawanan.
Apa yang harus kulakukan? Aku ingin Chiko hadir dihadapanku. Aku kangen ama Chiko. Aku ingin memeluk Chiko. Bersandar dipundaknya dan mencurahkan semua perasaanku kepadanya. Tapi aku enggan untuk sms dia.
Apa karma aku takut, dia udah nggak disini, atau karma sekarang ada Alvin. Aku nggak tau. Yang aku tau, aku merindukan Chiko dan berusaha menggantikan Chiko dengan Alvin yang ada di hadapanku.
Aku emang salah, menganggap dia itu Chiko ku yang pergi. Tapi dia lebih salah. Memberi ku harapan, namun hanya sebatas harapan.

*          *          *

Sore ini pikiranku sangat suntuk. Semua masalah muncul dihadapanku. Mulai dari abang iparku yang sakit, hingga kakakku harus berjuang dirantau orang, abang angkatku yang menyuruhku pulang karana sesuatu hal, papaku yang merindukanku dan juga menginginkanku pulang, sahabatku kecelakaan, aku mendapat tanggung jawab yang sangat besar dari yayasan tempat tinggalku, aku kehilangan teman sekamarku yang biasa membinaku dan membantuku dalam hal agama, sahabat tempatku mengadu dikota ini juga meninggalkanku dengan pernikahannya dan aku juga di bohongi oleh Alvin.
Ya, ternyata Alvin yang mengaku jomblo ama aku udah punya pacar. Sulit rasanya menerima semua kenyataan ini. Semua masalah ini, menghantuiku. Ingin cerita, tapi aku nggak bisa. Hanya diaryku yang setia nemenin aku disini. Aku ingin pulang, tapi tugas dan tanggung jawabku nggak bisa aku tinggalin. Aku ingin menangis, tapi air mataku rasanya udah habis.
Hanya satu yang sangat ku inginkan saat ini, berada dipelukan Chiko. Aku ingin Chiko hadir untukku. Namun semua nggak mungkin. Dia terlalu jauh. Aku hanya bisa menelfonnya, dan menceritakan semua permasalahanku sama dia.
Karna dia, aku sadar, kodratku sebagai santri nggak boleh pacaran. Aku nggak boleh mengenal cinta selain dipernikahan. Aku udah banyak melanggar peraturanku sebagai santri. Aku harus kembali kehabitatku.
Malam ini kuputuskan untuk ungkapkan semuanya ama Alvin, agar aku lega dan bisa kembali lagi ke jalanku. Tempatku bukan disini, tapi disurau. Aku harus mengembalikan diriku yang hilang selama mengenal Alvin. Namun sekarang aku terbentur dengan komitmen yang telah kujaga bertahun-tahun. “Jika aku udah memilih untuk bergabung dengan sebuah organisasi, aku akan pertanggung jawabkan pilihan itu”.
Tapi sekarang, tempatku bukan disini. Aku ini santri, aku harus kembali ke habitat, tapi bagaimana dengan komitmenku?
Apa mungkin aku bisa membagi diriku ? atau aku akan kehilangan jati diriku ? aku akan melanggar nasehat Chiko, untuk tetap bertahan di tempat ini ? atau aku harus merelakan untuk mundur dari PMI inii ? tapi bagaimana dengan komitmenku ? melanggar komitmenku, sama saja dengan membunuh diriku sendiri.
Apa yang harus aku lakukan ?

Chiko….
aku butuh kamu, aku ingin kamu kembali kesini.

DAN…..

Alvin…..
Aku lega kamu udah punya pacar.
Jadi aku nggak kan berharap lage sama kamu.
Dan aku bisa melanjutkan ibadahku.


Jika ada yang paling aku sesali
Dalam hidupku saat ini
Mengenalmu !
Diantara pilihan corak almamater
Dalam barisn panjang beratus meter

Dan jika ada yang paling aku tangisi saat ini
Dirimu !
Yang membuatku lupa akan kodratku
Dan jalan yang udah aku rancang beserta janjiku

Lalu, jika ada yang membuatku lega dahaga saat ini
Kau pergi !!

Betul !!!
Kau pergi tinggalkan aku sendiri
Tapi aku tak terdiam disini
Tapi jusru tegar berdiri

Kau tau
Kini aku jadi mujahidah sejati
Yang hidup dengan yujuan syahid tertinggi

Jika ada tidaknya kamu
Aku nggak peduli
Karna satu yang pasti
Kutemukan kekasih abadi


Ada yang kelupaan nich.
 01 Desember 2011 ( cie cie ada yang jadian nich. Jangan lupa traktirannya ya. Ditungguin lho )
02 Desember 2011 ( hari paling bahagia bagi sahabatku, cieeee yang udah nemuin kekasih seumur hidup. Moga jadi keluarga yang sakinah, mawadah n’ warahma ya )
02 Desember 2011 ( Ultah bang Ari juga nich. Kita kasih apa nich teman-teman ? tanpa ada kado n’ kejutan, nggak asyik donk )
 

Makasih untuk semua kelompok dua yang udah ngajari aku banyak hal dan membantuku dalam berbagai hal selama ini. Kalian udah aku anggap sebagai sahabatku.
Diary-diaryku yang bertuliskan tentang kalian, adalah kenangan terindah yang pernah ku miliki.
Risky, Ayu, Mery, Icha, Imel, Winda, Birrul, Bang Aldi, Bang Akhyar, Rama, Rivo, Windy,  dan Andre. Moga kalian semua lulus, hingga nanti menjadi anggota tetap KSR PMI Unit UNP.
Putri, Suci, Widya, Husein, Rosi, Liza, Tika. Walaupun kalian udah mundur duluan, kalian tetap sahabatku. Moga sukses, walau bukan di KSR PMI.
 

Jangan lupa ya saran-saran dan jalan keluar buat masalah yang Ta hadapi………
Makasih…..
SASAKE ( Salam Satu Kesamaan )…!!


By : Vieytha JoenJoen OckThaRiey

Tidak ada komentar:

Posting Komentar